Ilustrasi/shutterstock

Koran Sulindo – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan perguruan tinggi kekurangan 38 ribu dosen kesehatan.

“Saat ini perguruan tinggi kekurangan 38 ribu dosen di bidang kesehatan baik itu di program studi perawatan, kebidanan maupun gizi,” kata Nasir usai pertemuan dengan Asosiasi perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) di Jakarta, Senin (23/1).

Masalah kekurangan dosen ini disebabkan bertambahnya jumlah mahasiswa. Saat ini, jumlah rasio dosen untuk perguruan tinggi swasta masih 1:100, padahal idealnya 1:40.

Selain itu juga, jumlah penyelenggaraan pendidikan program pascasarjana tumbuhnya tidak sesuai dengan jumlah permintaan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kemenristekdikti akan memberikan mandat ke beberapa perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan program pascasarjana.

“Kami akan bantu untuk peningkatan kompetensi dosen,” katanya.

Menristekdikti menambahkan untuk mengatasi persoalan itu, pihaknya akan merekrut dosen dari industri.

“Jadi nanti dosennya bisa diambil dari industri, yang selama ini belum pernah masuk ke perguruan tinggi. Selain itu permintaan dari Aptisi ada 15 PTS yang akan menyelenggarakan pendidikan program S2,” kata Nasir.

Sementara itu Ketua Aptisi, Budi Djatmiko, meminta Kemristekdikti tidak membedakan antara perguruan tinggi swasta dan negeri.

“Agar perguruan tinggi swasta juga bisa membuka kelas pascasarjana. Kami meminta dosen di perguruan tinggi negeri diperbantukan di perguruan tinggi swasta juga,” kata Budi. [Antara/DAS]