DUA PEKAN kemudian, 16 Juni,  Chaves kembali mengumumkan, Bank Dunia memberikan pinjaman lagi ke Indonesia sebesar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun. Tujuannya: mendukung pelaksanaan kegiatan pemerintah Indonesia, yakni Program Indonesia Sehat.

Diungkapkan Chaves, kondisi sektor kesehatan di Indonesia telah meningkat, termasuk peningkatan angka harapan hidup dan penurunan angka kematian anak berusia di bawah lima tahun. Untuk angka kematian anak, misalnya, pada tahun 2002 ada 46 dari 1.000 kelahiran anak. sementara pada tahun lalu menjadi 32 dari 1.000 kelahiran.

“Kesehatan penting agar Indonesia dapat memenuhi berbagai tujuan, dengan warganya sehat dan makmur, memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi pada pertumbuhan dan perkembangan negara yang luar biasa,” kata Chaves.

inerja pelayanan kesehatan primer yang lebih baik, tambahnya, akan meningkatkan tingkat kesehatan dari negara ini, yang merupakan komponen kunci dari modal manusia yang penting untuk kesuksesan Indonesia. Beberapa bagian dari krogram kunci itu termasuk peningkatan kinerja, kapasitas, serta akuntabilitas pemerintah dan fasilitas kesehatan lokal. Juga peningkatan standard nasional dengan memperkuat akreditasi perawatan primer.

Mernurut World Bank Senior Governance Specialist Nicholas Menzies dan World Bank Senior Health Specialist  Vikram Rajan, Indonesia berkomitmen untuk mencapai jaminan kesehatan universal. Namun, dalam pandangan keduanya, untuk dapat melakukan ini perlu dibahas berbagai hal dalam tata kelola, akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, dan pendanaan sektor kesehatan, yang merupakan fokus utama untuk Program ini, baik di tingkat nasional maupun lokal. Fokus program ini pada tiga provinsi tertinggal di Indonesia Timur, yakni Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua.

Setelah pengumuman di atas, pada Sabtu ini (23/6), Chaves kembali memberikan informasi: lembaganya memberikan pinjaman lagi ke Indonesia total sebesar US$ 650 juta atau sekitar Rp 9,1 triliun (kurs Rp 14.102). Pinjaman tersebut ditujukan untuk memperbaiki nutrisi bagi jutaan anak dan sistem irigasi modern bagi ratusan ribu petani di Indonesia.

Pinjaman ini dibagi dalam dua sektor. Pinjaman pertama senilai US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,6 triliun untuk Program Investing in Nutrition and Early Years,  yang akan turut mengurangi stunting atau masalah kekurangan gizi pada anak dengan meningkatkan akses layanan utama, seperti kesehatan, gizi, hingga pendidikan dan sanitasi bagi ibu hamil dan anak usia di bawah dua tahun.

Untuk pinjaman kedua tercatat sebesar US$ 250 juta atau Rp 3,5 triliun untuk mendanai Proyek Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation’, yang memberi manfaat bagi sekitar 887.000 keluarga petani melalui sistem irigasi yang lebih andal dan tahan iklim.

Pinjaman ini merupakan bagian dari Agenda Reformasi Nasional yang sedang berjalan dengan memberi fokus pada desentralisasi, demokratisasi, dan modernisasi. Juga didasarkan pada prinsip-prinsip pengelolaan irigasi partisipatif.

Dikatakan Chaves, Bank Dunia menyambut baik investasi penting dari pemerintah Indonesia untuk infrastruktur dan modal manusia. Karena, kedua hal itu dinilai sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan. “Kalau negara melakukan investasi pada dua prioritas ini sekarang, masa depan Indonesia akan lebih menjanjikan,” tutur Chaves dalam keterangan resminya, Sabtu (23/6). [PUR]