Koran Sulindo – Menjadi Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan dan Sekretaris TKN Jokowi-KH Ma’ruf Amin, tak membuat Hasto Kristiyanto mengincar untuk menjadi seorang menteri di kabinet pemerintahan.
Hasto mengatakan, tak ingin mendahului keputusan Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum PDI Perjuangan. Sebab, dirinya masih memiliki banyak tugas untuk membangun partai.
Menjawab wartawan di sela Konferensi Daerah (Konferda) Propinsi Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (28/7/2019), Hasto mengindikasikan bahwa dirinya bukanlah seorang calon menteri di pemerintahan Jokowi.
Tanpa hendak mendahului keputusan Megawati sebagai ketua umum PDI Perjuangan (PDIP), Hasto mengatakan dirinya masih memiliki banyak tugas membangun partai.
“Bagi saya pribadi, menjadi pengurus partai, seperti pengurus ranting maupun penguris anak cabang adalah tugas ideologis. Buat saya berdedikasi untuk partai itu adalah sebuah kehormatan. Banyak tugas-tugas yang harus kami jalankan untuk membangun PDI Perjuangan ini. Karena itulah kami memberikan kesempatan pada yang lain untuk menjadi menteri,” kata Hasto usai membuka Konfrensi Daerah PDI Perjuangan Sumatera Barat, di Padang, Minggu (28/7).
Bagi dirinya, tugas kepartaian berarti menjabarkan seluruh gagasan kebijakan dan juga arah tentang Indonesia masa depan, melalui partai politik seperti yang disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri.
“Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kami jalankan, bagaimana PDI Perjuangan menjadi partai pelopor dengan sekolah partainya, dengan manajemen partai yang handal, dengan program kerakyatan dan mempersiapkan lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang terus dilakukan melalui proses kaderisasi kepemimpinan di partai. Itu skala prioritas yang kami jalankan,” papar Hasto.
“Artinya anda tak tertarik menjadi menteri?” tanya wartawan.
“Masih banyak yang lebih pantas dari kami. Kami, partai ini, kan memberikan tugas-tugas yang sangat strategis di dalam mendukung sepenuhnya kebijakanJokowi dan Kiai Ma’ruf. Karena itulah kami lihat tantangan-tantangan ke depan. Dan seluruh jajaran struktural partai memohon kepada Ibu Ketum untuk berkenan menjadi Ketum kembali. Jadi apapun posisinya, ya saya bertugas di dalam internal partai. Mengajar dalam kaderisasi Partai adalah bagian tugas saya,” jawab Hasto.
Hasto kembali dicecar, lalu siapa yang akan menjadi menteri dari PDI Perjuangan?
Hasto mengatakan belum ada keputusan soal kabinet pemerintahan ke depan. Jokowi sendiri sedang melakukan berbagai kajian strategis soal susunan dan struktur kabinet ke depan. Terlebih, demokrasi yang dibangun menempatkan Megawati Soekarnoputri untuk mengambil keputusan dan menentukan siapa calon menteri dari PDI Perjuangan.
“Jangan lupa bahwa Ibu Megawati sangat memahami ilmu psikologi dan mengamati secara detail siapa saja yang pantas ditugaskan sebagai menteri,” ujar Hasto.
Megawati sendiri, sebagai sosok penentunya, akan terus mencermati siapa saja yang akan ditugaskan untuk duduk di jajaran eksekutif pemerintahan.
“Yang jelas siapa pun yang ditugaskan oleh ibu ketum, mereka telah mengikuti pendidikan politik. Karena pernah menjadi anggota dewan misalnya, atau sosok pemimpin yang pernah menjadi kepala daerah, atau juga mereka yang mewakili kelompok profesional yang teguh memperjuangan ideologi Bung Karno,” kata Hasto.
“Yang jelas, kami sebagai petugas partai akan mempersiapkan segala sesuatu dalam pelaksanaan hak prerogatif dari Ibu Megawati,” kata Hasto.
Kuliner Nusantara
Sebelum membuka Konferda PDI Perjuangan wilayah Sumatera Barat, Hasto yang iuga penikmat kuliner Nusantara
menyempatkan diri menikmati makan siang di Rumah Makan Pauh Piaman yang terletak di Jalan Khatib Sulaiman No.63, Kota Padang.
“Restoran Minang tersebar di seluruh pelosok nusantara hingga ke manca negara selalu membuat PDI Perjuangan berbangga. Cita rasa makanannya luar biasa. Selalu hadir dalam alam rasa yang membuat kita bangga dengan Indonesia Raya. Oleh Bung Karno dan Ibu Megawati kami diajarkan untuk bangga dengan makanan khas nusantara, terlebih di restoran Padang, aneka menu ikannya menjadi jawaban atas kecukupan gizi dan protein rakyat Indonesia,” kata Hasto.
Kader PDI Perjuangan dalam setiap kunjungan kerja ke daerah punya tradisi unik, mengangkat gelora kebanggaan pada kuliner nusantara.
Hasto yang didampingi, wakil sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah, Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan dan Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet. Sajian khas seperti kepala ikan kakap, ayam gulai, perkedel, aneka keripik, telur dadar, tak luput menjadi santapan mereka.
Hasto lalu menunjuk gambar di dinding restoran yang bertuliskan “Ayo Gemar Makan Ikan”. Ia pun teringat pesan Megawati Soekarnoputri.
“Ibu Megawati selalu mengimbau supaya kita mengonsumsi ikan. Karena ikan mengandung Omega 3 yang membuat tubuh kita kuat, sehat dan cerdas,” kata Hasto.
Hasto mengatakan Indonesia kaya akan kuliner. Sehingga sayang kalau berkunjung ke daerah tanpa wisata kuliner. Hasto pun mengingatkan soal adanya dokumen tentang aneka kuliner nusantara.
“Presiden pertama RI Soekarno meninggalkan suatu warisan yakni buku resep masakan nusantara. Buku tersebut berjudul Mustika Rasa yang diterbitkan tahun 1967. Itu tanda kepedulian Bung Karno atas kuliner nusantara,” jelas Hasto.
Melihat Ahmad Basarah yang juga Wakil Ketua MPR sedang asyik menikmati santapannta, Hasto pun melontarkan candaan.
“Pak Basarah dalam kapasitasnya sebagai wakil sekjen dan wakil ketua MPR ini menjadi jembatan antara PDI Perjuangan dan masyarakat Sumatera Barat. Hal ini penting, karena kepemimpinan Pak Jokowi yang merangkul semua elemen masyarakat Indonesia agar menjadi satu, memerlukan jembatan komunikasi kebijakan politik, dan PDI Perjuangan siap menjalankan fungsi itu,” ujar Hasto
Seperti diketahui raihan suara partai berlambang banteng moncong itu pada pemilu legislatif 2019 kurang signifikan. Namun bagi Hasto justru itu menjadi tantangan ke depan.
“PDI Perjuangan belajar bagaimana bumi Minangkabau mampu melahirkan tokoh-tokoh nasional berpaham kebangsaan. Kami akan lakukan evaluasi, dan kami punya modal politik kuat, yang menyatu dengan tradisi kebudayaan masyarakat,” kata Hasto.
Atas hal tersebut, Megawati Soekarnoputri menugaskan Hasto dan Basarah ke Sumatera Barat.
“Kami optimistis ke depan PDI Perjuangan akan semakin mengakar di provinsi yang terkenal kaya dengan tradisi intelektual dan perdagangan ini,” kata Hasto. [CHA]