Setiap tanggal 27 Mei, Indonesia memperingati Hari Jamu Nasional, sebuah momentum penting yang tidak hanya menegaskan nilai historis dan budaya dari jamu, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen bangsa terhadap gaya hidup sehat berbasis kearifan lokal. Sejak dicanangkan pada tahun 2008 di Istana Negara, peringatan ini menjadi pengingat kolektif bahwa jamu adalah bagian dari jati diri bangsa, warisan leluhur yang harus dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Pada peringatan Pekan Jamu Nasional tahun 2025, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengusung tema “Jamu: Kearifan Lokal untuk Indonesia Sehat”. Tema ini menjadi penegasan bahwa jamu tidak hanya berfungsi sebagai produk tradisional, tetapi juga sebagai kekuatan budaya dan ekonomi yang mampu menopang kesehatan masyarakat serta membangun ketahanan nasional di bidang kesehatan alami.
Sebagai minuman herbal yang telah digunakan selama berabad-abad oleh masyarakat Indonesia, jamu kini telah menempati panggung global. Pada 6 Desember 2023, UNESCO secara resmi menetapkan Budaya Sehat Jamu sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda Dunia (Intangible Cultural Heritage/ICH). Pengakuan ini menambah daftar kekayaan budaya Indonesia yang diakui dunia dan memperkuat legitimasi bahwa jamu adalah bagian integral dari identitas bangsa.
Secara etimologis, kata “jamu” berasal dari dua suku kata: “Jampu” yang berarti doa atau obat, dan “Husada” yang berarti kesehatan. Gabungan keduanya menghasilkan makna mendalam: obat untuk meningkatkan kesehatan. Jamu bukan sekadar minuman, melainkan wujud dari doa, harapan, dan pengetahuan lokal untuk hidup sehat dan selaras dengan alam.
Ragam Jamu dan Khasiatnya
Mengutip laman Perpustakaan Universitas Brawijaya, jamu diracik dari berbagai bahan alami seperti akar, daun, rempah, dan biji-bijian yang dicampur air serta pemanis alami seperti madu atau gula jawa. Ragamnya begitu banyak, disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan kondisi kesehatan individu. Beberapa jenis jamu yang populer di antaranya:
Kunyit Asam: Berkhasiat untuk meredakan nyeri haid, mendinginkan tubuh, dan menjaga sistem imun.
Beras Kencur: Cocok untuk mengatasi masuk angin, menambah energi, dan meningkatkan nafsu makan.
Temulawak: Bermanfaat untuk memperlancar pencernaan, mengatasi gangguan liver, dan merangsang nafsu makan.
Beras Kencur Sirih: Dipercaya efektif meredakan batuk, menjaga kebersihan mulut, dan mengurangi bau badan.
Wedang Jahe: Digunakan untuk menghangatkan tubuh, mengatasi flu, serta memperkuat kekebalan tubuh.
Jamu dalam Konteks Kesehatan dan Ekonomi Nasional
Dalam era modern, jamu tidak kehilangan relevansi. Justru, ia berevolusi dalam bentuk kemasan yang lebih praktis seperti kapsul, tablet, hingga minuman siap konsumsi. Hal ini membuka ruang luas bagi pengembangan industri jamu sebagai potensi ekonomi lokal yang berdaya saing global. Di sisi lain, pemanfaatan jamu sebagai bagian dari gaya hidup sehat alami menjadi kontribusi penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Peringatan Hari Jamu Nasional juga menjadi refleksi bahwa pembangunan bangsa tidak hanya bergantung pada teknologi tinggi atau modernisasi, tetapi juga pada penguatan budaya lokal. Kesehatan masyarakat yang baik merupakan fondasi utama dari pembangunan nasional, dan jamu adalah salah satu sarana terbaik untuk mencapainya, karena bersumber dari alam Indonesia sendiri dan diperkaya oleh kearifan leluhur.
Hari Jamu Nasional bukan sekadar nostalgia. Ia adalah ajakan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengenali kembali akar budayanya, mencintai produk lokal, serta memanfaatkan kekayaan alam nusantara untuk kesejahteraan bersama. Dengan semangat “Jamu: Kearifan Lokal untuk Indonesia Sehat”, mari kita dukung gerakan hidup sehat dengan jamu, lestarikan tradisinya, kembangkan potensinya, dan wariskan nilainya kepada generasi mendatang.
Dengan meminum jamu, kita tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga menjaga semangat, identitas, dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. [UN]