MEMANG, pada Mei 2017 lalu, Megawati Soekarnoputri memenuhi undangan Presiden Korea Selatan Moon Jae-In untuk membicarakan hubungan Korea Selatan-Indonesia di Istana Kepresidenan Korea Selatan, di Kota Seoul. Tahun lalu, Moon baru saja terpilih sebagai presiden.

Dalam perbincangan yang berlangsung selama satu jam itu, Moon menyampaikan banyak harapan kepada Megawati dan juga Indonesia. Salah satunya adalah harapan agar Megawati mengambil peran kembali dalam proses reunifikasi dua Korea.

Diungkapkan Megawati ketika itu, dirinya pernah terlibat dalam proses reunifikasi dua Korea ketika menjadi Presiden Republik Indonesia. “Saat saya presiden, Kim Dae Jung adalah presiden Korea Selatan. Beliau adalah sosok yang sangat ingin menyatukan utara dan selatan,” kata perempuan pertama yang menjadi presiden di Indonesia ini.

Kim Dae Jung sendiri oleh banyak kalangan dijuluki sebagai Nelson Mandela dari Asia. Dan, Megawati berhubungan baik dengan Kim Dae Jung. Begitu pula dengan Presiden Korea Utara saat itu, Kim Jong Il.

Jadi, sangat wajar jika Megawati mengambil peran dalam upaya perdamaian kedua negara tersebut. “Bahkan saat Kim Dae Jung digantikan Roh Moon-Hyeun, saya diminta menjadi special envoy untuk reunifikasi kedua negara,” tutur Megawati setelah pertemuan dengan Presiden Moon Jae-in ketika itu.

Menurut Megawati, keterlibatan dan perhatiannya terkait isu Korea sejak lama itulah yang mungkin mendorong Presiden Moon meminta dirinya kembali terlibat dalam reunifikasi kedua negara.

Penunjukan Megawati tersebut ternyata mendapat banyak dukungan dari media Korea Selatan. Juga dari pemerintahan otonomi khusus Pulau Jeju.

Waktu bertemu dengan Moon, Megawati tidak hanya membicarakan isu politik dan keamanan, tapi juga bicara peluang ekonomi, budaya, termasuk pendidikan. Seorang diplomat Indonesia yang enggan disebutkan namanya hadir dalam pertemuan di Istana Blue House itu. Ia menyebutkan, langkah Moon mengundang tokoh Indonesia di luar pakem kebiasaan Korea Selatan.

“Korea Selatan umumnya mengutamakan Jepang, Amerika Serikat, dan Australia. Kehadiran Ibu Mega serta keterlibatannya dalam upaya reunifikasi ditambah utusan khusus Presiden Moon telah menemui Presiden Joko Widodo di Jakarta, saya berkeyakinan Korea Selatan mulai berkeinginan untuk membentuk aliansi baru,” kata diplomat itu.

Megawati sempat mengungkapkan, banyak yang ragu soal perdamaian di Semenanjung Korea. “Tapi, saya justru yakin bahwa perdamaian itu akan terjadi,” ujar Megawati.

Sementara itu, dalam The KOR-ASIA Forum 2018, Megawati menegaskan, orang-orang Korea merindukan perdamaian. “Mereka tidak ingin permusuhan dan kebencian diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Orang-orang menginginkan bahwa keputusan, sehubungan dengan Semenanjung Korea, dibuat atas nama kepentingan dan kelangsungan hidup mereka bersama,” tutur Megawati.

Sebelum berbicara di depan forum, ungkap Olly, Megawati disambut khusus oleh Presiden dari National Assembly of the Republic Korea Moon Hee Sang. Keduanya bicara soal upaya untuk memajukan perdamaian kedua Korea.

Dalam forum itu, Megawati menjadi pembicara bersama dengan mantan Presiden Mongolia Punsalmaagiyn Orchirbat dan Deputi Perdana Menteri Tajikistan Davlatali Said. [Advertorial/PUR]