Koran Sulindo – Jajak pendapat dari berbagai lembaga survei masih menempatkan Joko Widodo di puncak perhitungan elektabilitas.
Pengamat politik dari Kedai Kopi Hendri Satrio memaparkan hasil survei Kedai Kopi masih menempatkan Joko Widodo di puncak perhitungan elektabilitas.
“Elektabilitas Jokowi 35,1 persen secara terbuka. Prabowo 12 persen. Jaraknya lumayan jauh sekitar 20 persen. Baik secara terbuka maupun tertutup,” kata Hendri dalam diskusi bertajuk ‘Copras Capres’ di Warung Daun Cikini, Sabtu (21/4).
Ia mengungkapkan dengan elektabilitas dan presentase Jokowi masih lebih tinggi dari calon lainnya, kepuasan publik masih di atas 65 persen. “Paling puas dari sisi kesehatan. Paling tidak puas di ekonomi,” ujar Hendri.
Kondisi ini, sambung Hendri, secara tidak langsung menempatkan 64,9 persen sudah tidak berpikir Jokowi presiden di 2019.
Pada kesempatan yang sama, politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menyatakan, pihaknya menganggap hasil-hasil survei elektabilitas adalah sebuah potret.
“Survei itu potret. Saat ini kalau dibikin Jokowi memimpin survei, bukan berarti juga bagi kami Jokowi sudah menang,”kata Masinton.
Namun, kata Masinton, yang pasti semua lembaga survei menempatkan Jokowi di atas nama-nama lain. Terlebih, saat ini bakal capres yang memenuhi syarat baru figur Jokowi.
“Yang lain masih copras. Bahkan yang kampanye ganti presiden, presidennya tidak ada,” sindir Masinton.
Menurut Masinton, PDI Perjuangan menganggap hasil-hasil survei adalah potret yang sudut pandangnya bisa diatur, dari sisi mana yang akan ditonjolkan.
“Bagi kami survei bukan satu-satunya. Kalau survei tergantung angle dan bisa digabung-gabungkan. Jadi tergantung angle kalau mau orang terlihat kecil cari angle yang pas. Yang pasti elektabilitas Jokowi tetap paling tinggi,” kata Masinton lagi.
Terakkhir survei Cyrus Network menyebutkan, elektabilitas Presiden Joko Widodo masih berada di atas Prabowo.
Elektabilitas Jokowi mencapai 58,5 persen, Prabowo 21,8 persen, Gatot Nurmantyo 2,0 persen dan Hary Tanoesoedibjo 1,1 persen.
Ketika diajukan pertanyaan secara tertutup yakni simulasi 22 nama calon presiden hasilnya pun tetap sama.
Elektabilitas Jokowi mencapai 56,7 persen, disusul Prabowo 19,8 persen, Gatot Nurmantyo 3,2 persen, Hary Tanoesoedibjo 2,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2,1 persen.
Ketika Jokowi dan Prabowo dibuat berhadap-hadapan, Jokowi mencapai 64,0 persen, dan Prabowo sebesar 29,8 persen. Sisanya 3,3 persen memutuskan, 1,1 persen tidak memilih dan 1,8 persen tidak menjawab/rahasia. [CHA/TGU]