Koran Sulindo – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris mengapresiasi langkah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang akan meggenjot pelaksanaan testing dan tracing, kendati akan berdampak pada peningkatan angka kasus aktif Covid-19.

Menurut Charles, peningkatan kasus aktif ini hendaknya tidak membuat masyarakat panik, karena justru dengan testing dan tracing yang jauh lebih masif. Mengingat kondisi rill penyebaran Covid-19 di masyarakat bisa tergambar dengan jelas, sehingga pemerintah bisa menyusun strategi penanggulangan yang benar.

“Kita harus mengakui bahwa angka kasus tercatat Covid-19 yang selama ini berdasarkan tes PCR, bukanlah angka riil. Artinya, realita jumlah angka positif di lapangan bisa jauh lebih tinggi,” kata Charles dalam keterangannya, Selasa (9/2).

Diungkapkan Charles, hal ini terbukti dengan Positivity Rate yang tinggi sekali, bahkan sempat mencapai 30% lebih (6 kali lipat standar WHO 5%) pada Januari lalu.

“Angka tidak riil ini yang juga membuat pemetaan di lapangan menjadi tidak akurat, sehingga kebijakan penanganan menjadi kurang efektif,” kata politikus PDI Perjuangan itu.

Charles menuturkan, keberanian Menkes belum lama ini yang mengakui testing selama ini salah secara epidemologi, juga patut diapresiasi. Oleh karenanya, langkah perbaikan Menkes yang akan menggenjot testing dengan metode swab antigen terhadap 15-30 orang kontak erat per kasus aktif dalam waktu 72 jam, harus didukung.

Apalagi, langkah tersebut sudah membuahkan hasil baik di India yang berpenduduk 1,4 miliar. Pada September 2020, dengan metode tersebut, India memiliki 100.000 kasus baru per hari, namun empat bulan kemudian terjun bebas ke 9.000-an atau terendah dalam 8 bulan terakhir.

“Kami berharap dengan metode testing dan tracing baru, yang berjalan simultan dengan program vaksinasi, bisa meredam penyebaran Covid-19. Tidak boleh ada euforia ataupun kelonggaran protokol kesehatan sebelum Covid-19 benar-benar hilang dari Indonesia,” pungkas Charles. [CHA]