Lapangan Tiananmen telah lama menjadi persimpangan penting di kota Beijing, China.
Namanya diambil dari batu besar Tiananmen yang terletak di dekatnya, yang berarti “Gerbang Kedamaian Surgawi”. Gerbang itu awalnya dibangun pada tahun 1420 dan menandai pintu masuk ke Kota Terlarang.
Meski lokasi tersebut memiliki makna yang indah, ada hal mengerikan yang terjadi di sana pada tahun 1989. Pembantaian Lapangan Tiananmen.
Latar Belakang
Mengutip dari History, Pembantaian Lapangan Tiananmen merupakan hasil dari rasa frustrasi yang telah lama membara terhadap pembatasan kebebasan politik di China—mengingat bentuk pemerintahan satu partainya, dengan Partai Komunis yang memegang kendali—dan masalah ekonomi yang terus berlanjut.
Meskipun pemerintah China telah melembagakan sejumlah reformasi pada tahun 1980-an, yang menetapkan bentuk kapitalisme terbatas di negara tersebut, warga China miskin dan kelas pekerja masih menghadapi tantangan yang signifikan, termasuk kurangnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya kemiskinan.
Para mahasiswa juga berpendapat bahwa sistem pendidikan China tidak mempersiapkan mereka secara memadai untuk sistem ekonomi dengan unsur-unsur kapitalisme pasar bebas global.
Beberapa pemimpin dalam pemerintahan China bersimpati terhadap tujuan para pengunjuk rasa, sementara yang lain melihat mereka sebagai ancaman politik.
Pernyataan Darurat Militer
Pada tanggal 13 Mei 1989, sejumlah mahasiswa pengunjuk rasa melakukan mogok makan, yang kemudian memicu aksi mogok dan protes serupa di seluruh China.
Seiring berkembangnya gerakan tersebut, pemerintah China semakin tidak nyaman dengan aksi protes, terutama karena protes itu mengganggu kunjungan Perdana Menteri Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada tanggal 15 Mei.
Upacara penyambutan untuk Gorbachev, yang awalnya dijadwalkan di Lapangan Tiananmen, malah diadakan di bandara. Kunjungannya berlangsung tanpa insiden.
Meskipun demikian, karena merasa demonstrasi perlu dibatasi, pemerintah China mengumumkan darurat militer pada tanggal 20 Mei dan 250.000 tentara memasuki Beijing.
Pada akhir bulan Mei, lebih dari satu juta pengunjuk rasa berkumpul di dalam dan di sekitar Lapangan Tiananmen.
Mereka mengadakan pawai dan acara peringatan setiap hari, dan gambar-gambar kejadian tersebut disiarkan oleh organisasi media kepada khalayak di Amerika Serikat, Eropa, dan di seluruh dunia.
Pembantaian Lapangan Tiananmen
Ketika kehadiran awal militer gagal meredakan protes, otoritas China memutuskan untuk meningkatkan agresi mereka.
Pada pukul 1 dini hari tanggal 4 Juni, tentara dan polisi China menyerbu Lapangan Tiananmen, melepaskan tembakan langsung ke arah kerumunan.
Meskipun ribuan pengunjuk rasa hanya berusaha melarikan diri, yang lain melawan, melempari pasukan penyerang dengan batu dan membakar kendaraan militer.
Amnesty melaporkan bahwa saat pasukan terus menembaki kerumunan, beberapa orang yang melarikan diri ditembak dari belakang. Yang lainnya terlindas kendaraan militer hingga tewas.
Para wartawan dan diplomat Barat di Beijing hari itu memperkirakan bahwa ratusan hingga ribuan pengunjuk rasa tewas dalam Pembantaian Lapangan Tiananmen, dan sebanyak 10.000 orang ditangkap.
Segera setelah tindakan keras militer, pihak berwenang China mulai memburu mereka yang terlibat dalam demonstrasi. Ribuan orang ditahan, disiksa, dipenjara, atau dieksekusi setelah diadili atas tuduhan melakukan kejahatan ‘kontra-revolusioner’.
Otoritas China tidak pernah mengungkapkan jumlah total orang yang ditahan, diadili, atau dieksekusi di seluruh China.
Para pemimpin dunia, termasuk Gorbachev, mengutuk tindakan militer tersebut dan, kurang dari sebulan kemudian, Kongres AS memilih untuk menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap China, dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia.
Sensor Pemerintah
Menurut BBC, diskusi tentang peristiwa yang terjadi di Lapangan Tiananmen sangat sensitif di China. Unggahan yang berkaitan dengan Pembantaian Tiananmen secara teratur dihapus dari internet, dikontrol ketat oleh pemerintah.
Sensor masih terus berlanjut hingga hari ini. Mengutip dari Time, referensi ke Tiananmen—bahkan gambar lilin sederhana atau kartu remi yang menunjukkan angka 6 (untuk bulan Juni) dan 4—dihilangkan dari internet China yang telah disunting secara besar-besaran.
Menurut survei yang dirilis pada tahun 2019 oleh Universitas Toronto dan Universitas Hong Kong, lebih dari 3.200 kata yang merujuk pada Pembantaian Lapangan Tiananmen telah disensor.
Orang tua dilarang memberikan penghormatan kepada putra dan putri mereka yang telah meninggal. Aktivis dan pembangkang yang vokal ditahan menjelang acara peringatan. Banyak anak muda China tumbuh tanpa menyadari apa yang terjadi di Lapangan Tiananmen.
Selama bertahun-tahun, pengacara dan aktivis hak asasi manusia Chow Hang-tung telah membantu menyelenggarakan peringatan tahunan yang damai atas tragedi di Lapangan Tiananmen. Pada tahun 2021, setelah mengunggah di media sosial untuk mendorong orang menyalakan lilin di rumah, dia dipenjara di Hong Kong. [BP]