Sulindomedia – Saat ini, dunia Islam tertinggal di dunia sains dan teknologi. Demikian pula tingkat pendidikan di dunia Islam masih memprihatinkan. Begitu Prof Dr Din Syamsuddin mengatakan saat menjadi pembicara dalam ceramah dan diskusi pakar, yang diadakan oleh Program Doktor Politik Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin kemarin (2/5/2016). “Ketidakberdayaan umat Islam dalam hal sains dan teknologi serta minimnya pendidikan inilah yang mengakibatkan dunia Islam masih mengalami kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan,” kata Din Syamsuddin.
Kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan ini, menurut Din, akan teratasi jika umat Islam mengedepankan kemajuan sains, teknologi, dan pendidikan. Ketiga hal tersebut yang menjadi syarat kemajuan dunia Islam.
Dikatakan Din, keterpurukan dunia Islam dalam hal sains, teknologi, serta minimnya pendidikan tersebut tidak sebanding dengan kekuatan yang dimiliki oleh dunia Islam. Menurut Din ada empat hal yang menjadi kekuatan dunia Islam, yaitu berkembangnya sumber daya manusia yang pesat, adanya kekuatan sumber daya alam di negara-negara Islam, memiliki sumber daya nilai, serta kejayaan umat Islam di masa lalu.
Sayangnya, lanjutnya, meskipun dunia Islam memiliki berbagai sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mumpuni, dunia Islam masih belum bisa berdiri sendiri. “Kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan akan terus ada hingga umat Islam sendiri dapat menjadi produsen dan dapat terlepas dari paradigma Barat,” papar Din.
Dalam pandangan Din, keterpurukan ekonomi yang dialami dunia Islam dibarengi dengan kurangnya intelektual. Sistem yang digunakan oleh umat Islam saat ini masih mengadopsi Barat yang penuh dengan sekulerisme, sehingga memberikan keraguan umat Islam terhadap ajaran agamanya. Seperti yang dikatakan Din, kekuatan yang dimiliki dunia Islam dalam hal adanya sumber daya nilai, umat Islam harus menjadikan agama sebagai etik. “Untuk menghidupkan nilai-nilai etik dalam agama Islam dan mengaitkan pendidikan dan ekonomi merupakan suatu hal yang berkaitan, harus ada paradigma pendidikan baru. Ini karena umat Islam masih dikuasai dengan paradigma Barat. Dan untuk memajukan dunia Islam, harus direvitalisasi dari pendidikan dan ekonomi,” ujarnya.
Din juga menyatakan, meskipun umat Islam memiliki kekuatan dalam hal sumber daya manusia dan sumber daya alam yang diperhitungkan dunia, kesolidan masih menjadi tantangan. ” Dalam waktu dekat dunia Islam belum bisa tampil untuk menguasai dunia dan butuh lima dekade untuk bisa terlepas dari pengaruh asing,” tuturnya. [YUK]