Perang Dunia 2 menimbulkan kesengsaraan dan kematian luar biasa, terutama bagi mereka yang tertindas oleh Nazi, misalnya orang Yahudi Eropa, orang Gipsi, dan sebagainya.
Tetapi perang itu juga sempat menimbulkan harapan bagi kehidupan yang lebih bebas dan baik, sebagaimana yang dialami orang Kosak (Cossacks) ketika Jerman berhasil memasuki wilayah Kaukasus dan sekitarnya dalam Operasi Barbarossa tahun 1941.
Mengutip dari buku Perang Eropa oleh P. K. Ojong, bangsa Kosak yang sejak dulu terkenal sebagai jago perang berkuda, banyak yang setia kepada Tsar Rusia tatkala terjadi Revolusi Bolshevik.
Mereka bergabung dengan Tentara Putih melawan Tentara Merah sehingga ketika kaum Bolshevik menang, orang Kosak pun terpinggirkan dan ditindas. Tak mengherankan ketika tentara Jerman datang, mereka banyak menyambutnya sebagai pembebas.
Pada mulanya para perwira Wehrmacht (AD Jerman) berencana merekrut orang Kosak karena mereka tahu betul kemampuan bertempur orang Kosak, ditambah lagi ketidaksukaan mereka terhadap rezim komunis Soviet.
Namun, Hitler dan elit Nazi yang berideologi rasis, menolak rencana Wehrmacht. Mereka memandang orang Rusia dan Slavia sebagai bangsa inferior, subhuman.
Betapa tidak sukanya orang Kosak terhadap rezim Soviet, tampak hanya dalam 60 hari sejak Jerman melancarkan invasinya, maka satuan Resimen Infanteri Kosak ke-436 menyerah dengan sukarela.
Mereka minta dilibatkan oleh Jerman untuk memerangi Stalin. Jenderal Max von’ Schenckendorff mengabulkan permintaan resimen Kosak itu dan mengubahnya menjadi Resimen Kosak ke-102 dari Wehrmacht.
Resimen ini pun membuktikan diri berhasil membersihkan padang stepa Kaukasus yang luas itu dari elemen Tentara Merah dan kaum partisan komunis.
Kini militer Jerman mencari tokoh Kosak yang mampu menyatukan dan memimpin bangsa Kosak. Tokoh ini ditemukan pada diri Jenderal Andrei Andreyevich Vlasov, Wakil Panglima Tentara Merah di front Volkhov, yang tertawan Jerman pada Juli 1942.
Meskipun dari dulu dia berjuang dalam Tentara Merah demi cita-cita kaum Bolshevik, namun belakangan dia tidak senang melihat kekejaman Stalin serta menganggap diktator itu telah menjadikan Uni Soviet surga bagi dirinya sendiri serta orang-orang di sekitarnya saja.
Vlasov ingin membentuk semacam Tentara Pembebasan Rusia. Meskipun berlawanan dengan pemikiran Hitler, namun Wehrmacht diam-diam mulai membentuk Komite Nasional Rusia dan mengangkat Vlasov sebagai pemimpinnya.
Pengetahuan Minim
Namun demikian, pembentukan tentara pembebasan yang digagas Vlasov berjalan lambat karena kenyataannya tentara ini baru terwujud beberapa bulan menjelang perang berakhir.
Hal ini karena terjadi tarik ulur di kalangan Jerman maupun orang Rusia sendiri. Sebagian besar orang Rusia dan Kosak yang berada di wilayah pendudukan Jerman di Eropa mengakui Vlasov sebagai pemimpin. Namun, sebagian lagi menganggap dia masih terlalu Bolshevik.
Sedangkan di pihak Sekutu, terutama Amerika dan Inggris, sejak D-Day mereka menemukan ternyata banyak orang non-Jerman yang berperang melawan Sekutu, termasuk orang Rusia. Hal ini diketahui dari jumlah tawanan, sekitar 10 persen adalah non-Jerman, dan kebanyakan dari mereka adalah orang Kosak Rusia.
Pengetahuan para pemimpin militer Sekutu mengenai sebab keberadaan pasukan Kosak di pihak Jerman Nazi itu sangat minim. Pimpinan Sekutu tidak begitu memahami, bahwa orang-orang ini adalah mereka yang tertindas dan tersisihkan, mulanya oleh kaum komunis, dan sesudahnya oleh Nazi.
Dengan demikian, ketika ditawan Sekutu, mereka justru senang karena untuk pertama kalinya merasa dihargai dan diperlakukan sebagai sesama manusia. Sebelumnya, mereka tidak pernah mengecap adanya nilai kehidupan seperti yang baru mereka alami, meski masih dalam status tawanan.
Awal 1945, pembentukan tentara pembebasan pimpinan Vlasov mulai terwujud. Dengan cepat para relawan yang kebanyakan adalah mantan tentara bergabung sehingga terbentuk dua setengah divisi. Setiap divisi terdiri dari 20.000 pasukan, dilengkapi dengan satuan lapis baja. Beberapa kesatuan tentara ini pernah bertempur bukan hanya melawan Tentara Merah, tetapi juga menghadapi pasukan SS Jerman.
Vlasov dan anak buahnya berharap nantinya mereka akan berada dalam lindungan tentara Sekutu Barat. Maka, ketika orang Ceko minta bantuan Vlasov untuk ikut membebaskan Praha yang masih dikuasai Jerman, Vlasov menyanggupi dan menggempur pasukan SS Jerman.
Karena dia yakin pasukan Sekutu nantinya yang akan menduduki Praha, dan orang Ceko pun menjanjikan akan memberikan suaka. Padahal orang Ceko sudah tahu bahwa pasukan AS tidak akan ke Praha. Setelah Jerman terusir dari Praha, barulah Vlasov diberi tahu bahwa Tentara Merah yang akan menduduki Ceko.
Kecewa telah dibohongi, Vlasov dan pasukannya berusaha ke barat untuk menemui pasukan Sekutu. Dia memang bertemu dengan pasukan AS dan minta ditawan, namun para perwira Amerika menolak dengan alasan wilayah itu merupakan sektor yang akan diduduki Soviet sehingga dia harus melanjutkan ke wilayah yang dalam peta masuk sektor pendudukan Sekutu.
Hanya sedikit yang berhasil. Sedangkan sekitar 17.000 orang lainnya dipaksa kembali ke wilayah Soviet. Mereka banyak yang langsung dieksekusi atau dimasukkan kerja paksa sampai mati di Siberia.
Ditipu Inggris
Di Italia, nasib orang Kosak semula cukup menjanjikan. Mereka yang berjumlah sekitar 32.000 orang diminta meninggalkan Italia, dan akhirnya pada 3 Mei 1945 sesudah melalui perjalanan berat, mereka masuk Austria.
Beberapa waktu kemudian, para pimpinan mereka diminta memilih menyerah kepada Inggris atau Amerika. Mereka memilih Inggris. Pilihan yang segera mereka sesali kemudian karena diam-diam Inggris menyiapkan tipu daya.
Setelah menyita kuda-kuda orang Kosak, pihak Inggris juga meminta senjata mereka. Agar tidak menimbulkan kecurigaan, mereka diberi seragam Inggris dan diberi tahu mereka akan dikumpulkan di timur Kota Oberdrauburg untuk bertemu dengan otoritas Inggris.
Namun sampai di tempat itu, mereka diberi tahu akan diserahkan kepada pihak Soviet.
Mereka melawan dan menolak masuk truk. Namun pasukan bersenjata memaksa semuanya pergi, termasuk juga wanita dan anak-anak. Mereka pun dipaksa masuk ke sektor Soviet dalam repatriasi kejam yang hanya berakhir dengan eksekusi massal dan kerja paksa.
Banyak tudingan ditujukan terhadap tokoh-tokoh Inggris atas peran mereka dalam repatriasi berdarah itu. Tokoh seperti Harold Macmillan dan Anthony Eden yang di kemudian hari bahkan menjadi PM Inggris, dianggap ikut bertanggung jawab.
Mereka selalu berdalih, tanpa repatriasi paksa itu, maka tentara Amerika dan Inggris yang berada di tangan Soviet tak akan dilepaskan. Dalih yang dinilai terlalu dibuat-buat.
Jenderal Andrei Vlasov sendiri tertangkap pasukan Soviet tatkala berusaha ke zona Amerika. Baginya tak ada ampun. Dia dieksekusi pada 2 Agustus 1945 dengan cara yang kejam.
Ada yang menyebutkan dia digantung dengan senar piano, dan ada pula yang melaporkan cara eksekusinya lebih kejam lagi. Namun bagi masyarakat Rusia Putih, dia dihormati dan dianggap sebagai pahlawan. [BP]