Perayaan ulang tahun modern berakar dari tradisi kuno Mesopotamia. (Sumber: Pexels)
Perayaan ulang tahun modern berakar dari tradisi kuno Mesopotamia. (Sumber: Pexels)

Hampir semua orang di dunia merayakan hari ulang tahun dengan menyediakan kue, meniup lilin, dan memasang balon. Praktik ini ternyata memiliki sejarah yang panjang.

Banyak orang di dunia maya menyebarkan sebuah gagasan bahwa ulang tahun pertama kali dirayakan oleh orang Mesir kuno. Kesalahpahaman itu mungkin berasal dari Kitab Kejadian 40:20, yang berbunyi, “Pada hari ketiga, yaitu hari ulang tahun Firaun, ia mengadakan pesta untuk semua pegawainya”.

Sejarawan asal St. Petersburg, Rusia Vladimir Emelianov tidak menemukan hal semacam itu di Mesir atau Asia Kecil kuno (Turki modern). Dia mengatakan pesta ulang tahun firaun tidak dikenal secara historis hingga era Ptolemeus (305-30 SM).

Perayaan Ulang Tahun di Era Mesopotamia

Emelianov mengatakan bukti pertama perayaan ulang tahun dapat ditemukan pada teks ekonomi dari Lagash, sebuah kota penting di Sumeria kuno, Mesopotamia selatan. Prasasti berhuruf paku yang disusun pada masa pemerintahan Raja Lugalanda (2384 hingga 2378 SM) menyebutkan hari untuk merayakan kelahiran anak-anak dari keluarga kerajaan.

Dalam jurnal yang diterbitkan di Buletin Studi Oriental dan Afrika Universitas St. Petersburg, Emelianov menulis bahwa teks ekonomi Lagash menyebut kelahiran elit ditandai dengan pengorbanan hewan. Keluarga kerajaan lalu mengadakan perjamuan besar untuk para pengikut raja, dan orang yang sudah meninggal juga diundang. Ketika masa pemerintahan Lugalanda berakhir, pencatatan ulang tahun juga berakhir.

Selain mengorbankan hewan dan mengadakan perjamuan besar untuk merayakan anak-anak dari keluarga kerajaan, orang-orang Mesopotamia pada abad ke-5 hingga ke-2 SM menyusun horoskop untuk anak-anak yang baru lahir.

Periode ini ditandai dengan munculnya rumah dagang dan bank, menguatnya perusahaan swasta, dan uang menjadi tolok ukur terhadap status sosial masyarakat. Para orang tua yang kaya memesan peta bintang untuk digambar oleh para astrolog. Dengan cara tersebut tanggal lahir bayi dapat dicatat.

Asing untuk Orang Yunani

Emelianov lalu menjelaskan ketertarikan bangsa Babilonia terhadap tanggal lahir seseorang kemungkinan dipicu oleh bangsa Persia, yang kebiasaannya dicatat oleh Herodotus dalam bukunya yang berjudul “Histories”.

Dalam buku ini, Herodotus menjelaskan orang Persia menghormati hari kelahiran mereka dengan menyiapkan pesta mewah. Orang yang lebih kaya memanggang utuh seekor lembu atau kuda atau unta atau keledai dalam oven, sementara orang miskin menyiapkan hewan-hewan kecil dengan cara yang sama. Mereka lalu menyediakan sedikit hidangan padat sebagai hidangan penutup dan minum anggur, dengan syarat tidak ada yang boleh muntah.

Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa bagi orang Yunani pada periode Klasik Tinggi, merayakan ulang tahun adalah hal tidak biasa. Bahkan orang-orang pada Zaman Keemasan Athena tidak mengenal perayaan ulang tahun. Namun tanggal lahir resmi Plato diumumkan sebagai hari yang didedikasikan untuk memuja Apollo.

Perayaan Ulang Tahun di Era Romawi

Mungkin saja orang Persia, dengan kultus Mithra (matahari) dan Zurvan (waktu), mewariskan kebiasaan merayakan ulang tahun kepada orang Romawi.

Seorang dramawan Romawi bernama Plautus mementaskan sebuah komedi berjudul “Pseudolus” pada tahun 191 SM. Dalam drama tersebut, seorang tokoh menyatakan agar semua orang merayakan hari ulang tahunnya. Dia ingin menjamu pria-pria papan atas dengan gaya yang sangat baik agar mereka mengira dia punya harta. Kemudian dia meminta semua orang untuk menyiapkan segalanya dengan cepat agar tidak ada penundaan saat juru masak datang.

Filsuf dan ahli retorika bernama Cicero mengecam keras kebiasaan ini, karena dia lebih suka orang merayakan hari lahirnya kebijaksanaan dalam diri mereka. Dia dengan marah menanggapi perayaan ulang tahun dalam Buku Kedua risalahnya “De finibus bonorum et malorum” (Tentang Tujuan Baik dan Jahat).

Sebuah risalah Romawi lain berjudul “De Die Natali” (Buku Ulang Tahun) yang ditulis oleh seorang sarjana Romawi Censorinus pada abad ke-3 M mengatakan setiap orang harus memberikan persembahan kepada genius atau roh kelahiran pada hari ulang tahun mereka masing-masing. Genius adalah penjaga anugerah yang diberikan kepada bayi yang baru lahir dan menjamin persembahan kurban.

Ulang Tahun Modern

Pada masa berikutnya, para raja dan pemimpin di Barat menggunakan perayaan ulang tahun untuk mengumpulkan dukungan politik. Melansir dari LIve Science, perayaan ulang tahun di Barat modern tampaknya berawal dari masa Renaisans dan berkembang pesat di era industri.

Inggris memulai tradisi tahunan untuk merayakan ulang tahun raja pada tahun 1748. Namun selama Revolusi Amerika, alih-alih merayakan Raja George III, para kolonis mengadakan pemakaman palsu dan melumpuhkan meriam Inggris untuk mencegah mereka menghormati raja.

Ulang tahun George Washington, yaitu 22 Februari 1732, dirayakan selama perang. Sebuah band menyanyikan lagu untuknya di Valley Forge pada tahun 1778. Ini mungkin terinspirasi oleh tradisi Inggris.

Di Eropa Barat dan Amerika Utara, merayakan tanggal lahir dengan pesta bersama teman-teman menjadi populer sekitar tahun 1870. Ide pesta ulang tahun dengan kue, lilin, dan hadiah sebagian besar merupakan ciptaan orangtua Protestan yang kaya di Amerika Serikat. Pada awal abad ke-20, tradisi tersebut menjadi lazim, terlepas dari kekayaan. [BP]