Ilustrasi/wikimedia.org

Koran Sulindo – PT Dirgantara Indonesia kembali mengekspor pesawat CN235-220 M Multi Purpose Aircraft ke luar negeri. CN-235 merupakan pesawat penumpang sipil (airliner) tipe angkut kelas menengah bermesin dua.

Pesawat ini dirancang bersama antara IPTN Indonesia dan CASA Spanyol. Pesawat ini diberi sandi Tetuka dan saat ini menjadi pesawat paling sukses pemasarannya di kelasnya.

Selain digunakan sipil, kalangan militer juga menggunakan pesawat untuk kepentingan pengamanan dan pengangkutan. Turki menjadi negara pembeli paling terbanyak, setidaknya ada 50 pesawat yang digunakan sampai saat ini.

Senegal menjadi negara tujuan berikutnya ekspor perusahaan industri pesawat terbang itu.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, kepiawaian PT DI dalam membuat pesawat terbang bukan kali ini saja diakui. Sebelumnya pada akhir November lalu, PT DI telah merampungkan pesawat yang sama pesanan Royal Thai Police. Keinginan membeli pesawat tersebut sebelumnya juga disampaikan Presiden Republik Guinea, Alpha Conde.

“Momen ini adalah bukti pengakuan dunia terhadap kualitas produk pesawat terbang buatan industri dalam negeri, sekaligus menjadi kebangkitan industri kedirgantaraan Indonesia,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis.

Beberapa keunggulan pesawat berkapasitas 49 penumpang tersebut antara lain mampu lepas landas dengan jarak pendek dan kondisi landasan belum beraspal. Pesawat CN 235-220M juga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti pesawat angkut penerjun, evakuasi medis, pesawat sipil maupun pesawat VIP dan VVIP.

Pesawat tersebut juga dilengkapi ramp door yang mampu membawa kargo atau kendaraan di dalamnya. Di samping itu, juga dilengkapi dengan sistem avionik terbaru modern dan Full Glass Cockpit, terdapat multihop Capability Fuel Tank, teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya.

Kelebihan lain, harganya yang kompetitif dengan biaya perawatan yang murah. Airlangga menegaskan, PT Dirgantara Indonesia harus mampu menjadi lead integrator bagi tumbuh kembangnya industri kedirgantaraan nasional.

“Upaya tersebut diharapkan akan memberikan multiplier effect dalam penciptaan lapangan kerja yang bernilai tambah tinggi, membangun supply-chain industri angkutan udara nasional, peningkatan penerimaan pajak, serta mempercepat pembangunan infrastruktur kedirgantaraan Indonesia yang bersinergi dengan visi pemerintah membangun tol laut,” kata Airlangga.

Sementara itu, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso mengatakan, pihaknya telah memproduksi 62 unit pesawat CN235 untuk kebutuhan pasar dalam dan luar negeri. Untuk dalam negeri, pelanggan tetap masih dipegang TNI AU, TNI AL dan Merpati Nusantara Airlines.

Hingga kini, terdapat 11 varian pesawat CN-235 yang sudah diproduksi. Negara-negara yang mempergunakannya untuk kepentingan militer antara lain, Brunei, Burkina Faso, Kamerun, Chili, Kolombia, Ekuador, Prancis, Indonesia, Irlandia, Yordania, Malaysia, Meksiko, Maroko, Oman, Pakistan, Papua Nugini, Korea, Arab Saudi, Senegal hingga Uni Emirat Arab.

Tak ketinggalan, Pasukan Penjaga Pantau AS Coast Guard juga menggunakan CN-235. Namun, mereka mengganti kode pesawat menjadi HC-144A Ocean Sentry. (NOR)