Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira.

Koran Sulindo – Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira terkejut atas berita Bupati Ngada, Marianus Sae (MS), terjaring operasi tangkap tangan ( OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK), Minggu (11/2/2018) kemarin.

Andreas baru pulang dari Nusa Tenggara Timur (NTT), bersama Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, ketika mengetahui kabar itu. Di Provinsi itu,

PDIP melakukan konsolidasi partai untuk memenangkan duet Marianus Sae – Emilia J Nomleni pada Pilkada 2018 selama akhir pekan kemarin.

Selama berkeliling NTT, rombongan DPP PDIP hanya ditemani Emilia J Nomleni, calon wakil gubernur, selama acara di NTT. Andreas sempat mengontak Marianus atas permintaan Sekjen PDIP, pada Sabtu malam. Ditelepon dan di-SMS berkali-kali, tak ada respon dari Marianus.

“Ironisnya selama di NTT sejak hari Jumat di Maumere -Flores, Sabtu di Kupang-Timor, dan Minggu di Weetabula-Sumba, tidak sekalipun kami bertemu dengan MS,” kata Andreas,  di Jakarta, Senin (12/2/2018).

DPP PDIP segera mengecek apakah Marianus Sae sah pemegang kartu tanda anggota (KTA) PDIP atau tidak, karena sebelum Pilkada ia adalah mantan Ketua PAN,  yang mendaftartarkan diri ke PDIP dalam kapasitas diusung PKB.

Namun sebagai salah satu partai pendukung Marianus Sae di Pilkada NTT 2018, PDIP mengapresiasi KPK.

“Karena bagaimanapun dengan tertangkapnya saudara MS sebelum penetapan oleh KPUD, menutup yang bersangkutan untuk melaksanakan praktek korupsi yang lebih jauh lagi,”  kata Andreas.

Menurutnya,  akan lebih buruk situasinya apabila MS sudah ditetapkan menjadi Cagub atau bahkan terpilih dan kemudian melakukan korupsi. Bila itu terjadi, maka akan lebih menyusahkan rakyat NTT.

Pasangan Marianus Sae – Emilia J Nomleni sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum dengan diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Penetapan calon kepala daerah oleh KPUD rencananya akan digelar pada Senin (12/2/2018) ini. [CHA/DAS]