Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo

Koran Sulindo – Pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurut Bank Indonesia (BI), pada tahun depan diperkirakan berada di kisaran 5,2% hingga 5,6%. Perkiraan ini disebut lebih rendah dari prediksi pemerintah yang menargetkan 5,4% hingga 5,8%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, pertumbuhan tersebut didorong karena meningkatnya investasi dan beberapa aspek ekspor yang membaik. Kendati saat ini masih ada tekanan dari eksternal yang mengganggu kinerja perekonomian, namun masih ada peluang untuk mendorong kegiatan ekonomi pada 2019.

“Dalam situasi penuh gejolak seperti sekarang, Perry Warjiyo memastikan fokus jangka pendek yang bisa dilakukan bersama dengan pemerintah adalah menjaga stabilitas perekonomian,” kata Perry saat rapat dengan Badan Anggaran DPR seperti dikutip Warta Ekonomi pada Kamis (31/5).

Dikatakan Perry, dengan adanya tekanan dari eksternal, maka tidak ada pilihan lain kecuali membuat kebijakan pro-stabilitas. Karena itu, BI dalam jangka menengah telah menyiapkan 4 langkah prioritas kebijakan untuk mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi.

Adapun instrumen itu antara lain adalah relaksasi kebijakan makroprudensial, percepatan pendalaman pasar keuangan, mendorong pertumbuhan sektor perumahan dan meningkatkan pembiayaan infrastruktur dari swasta.

Ia juga menyinggung tentang proyeksi nilai tukar rupiah terhadap dolar pada 2019 yang berada di kisaran Rp 13.800 hingga Rp 14.000 per dolar. Angka ini lebih rendah dari perkiraan pemerintah yang mematok nilai tukar rupiah pada kisaran Rp 13.700 hingga 14.000 per dolar. Sedangkan, laju inflasi, BI dan pemerintah sama-sama mematok 3,5% plus minus 1%. [KRG]