Jakarta – Delegasi AS dan Rusia akan mengadakan pembicaraan di Riyadh, Arab Saudi pada Senin (24/03/2025) untuk membahas gencatan senjata maritim di Laut Hitam dan penghentian kekerasan yang lebih luas dalam perang di Ukraina.
Merangkum dari Reuters, Gedung Putih mengatakan gencatan senjata maritim tersebut akan memungkinkan arus pengiriman barang bebas.
Di luar pembicaraan utama itu, tim akan membahas “garis kendali” antara kedua negara. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Mike Waltz menggambarkan ini sebagai “tindakan verifikasi, penjagaan perdamaian, pembekuan garis di tempat mereka berada”.
Ia juga mengatakan “tindakan membangun kepercayaan” sedang dalam pembahasan, termasuk pemulangan anak-anak Ukraina yang diambil oleh Rusia.
Delegasi Rusia akan diwakili oleh Grigory Karasin, mantan diplomat yang kini menjabat sebagai ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Federasi, dan Sergei Beseda, penasihat direktur Dinas Keamanan Federal.
Setelah pasukan Rusia memperoleh keuntungan dalam perang pada tahun 2024, Trump membalikkan kebijakan AS terkait perang, meluncurkan perundingan bilateral dengan Moskow dan menangguhkan bantuan militer ke Ukraina.
Amerika Serikat juga menuntut agar Ukraina mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri konflik.
Trump telah lama berjanji untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang sering disebut sebagai konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia 2.
Namun, upayanya untuk mendekati Putin telah membuat sekutu Eropa gelisah. Mereka khawatir hal itu akan menjadi perubahan mendasar setelah 80 tahun, di mana mempertahankan Eropa dari ekspansionisme Rusia merupakan misi utama kebijakan luar negeri AS.
Sementara itu, Putin mengatakan pada awal bulan ini bahwa dia pada prinsipnya mendukung usulan Washington untuk gencatan senjata, tetapi pasukannya akan terus berjuang hingga beberapa kondisi penting terpenuhi. [BP]