Bekisting Pierhead yang ambruk di proyek Tol Becakayu, Kebun Nanas, Jakarta Timur
Ilustrasi: Bekisting Pierhead yang ambruk di proyek Tol Becakayu, Kebun Nanas, Jakarta Timur/istimewa

Koran Sulindo – Ambruknya cetakan tiang pancang (bekisting pierhead)  proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) pagi ini adalah kecelakaan ke-7 PT Waskita Karya (Persero) sejak 2017.

Sebelumnya, kontraktor pembangunan tol Becakayu itu meluruskan berita tentang robohnya tiang pancang tol tersebut

“Kami ingin meluruskan bahwa bukan tiang pancang atau tiang penyangga yang roboh seperti pemberitaan tetapi bekisting pierhead,” kata Kepala Divisi III PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Dono Parwoto, di Jakarta, Selasa (20/2/2018), melalui rilis media.

Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Ilustrasi: Bekisting Pierhead/3dwarehouse.sketchup.com

Menurut Dono, kecelakaan terjadi pada pukul 03.00 WIB pada saat dilakukan pengecoran pier head dengan kondisi beton masih basah dan bekisting merosot sehingga jatuh.

Saat ini Waskita sedang dilakukan investigasi secara internal maupun oleh pihak kepolisian untuk mendapatkan data dan informasi mengenai peristiwa tersebut dan diharapkan hasilnya sudah keluar dalam waktu 1×24 jam.

Proyek Jalan Tol Becakayu merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk mulai 2014 dengan nilai kontrak Rp7,23 triliun dan memiliki panjang ruas 11 km.

Sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberikan sanksi kepada Waskita Karya, karena terdapat 5 dari 12 kecelakaan kontruksi terjadi di proyek yang dikerjakan Waskita.

Proyek-proyek itu adalah Proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang mengalami kecelakaan pada 4 Agustus 2017. Dua unit crane dengan bobot 70 ton dan 80 ton yang sedang dioperasikan jatuh dan menimpa rumah penduduk. Dua orang tewas akibat kecelakaan ini.

Lalu jembatan penyeberangan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi) ambruk pada 22 September 2017. Peristiwa ini menyebabkan seorang pekerja tewas dan dua orang lainnya mengalami luka berat.

Ketiga, Girder proyek Pembangunan Jalan Tol Paspro (Pasuruan Probolinggo) jatuh pada 29 Oktober 2017. Girder ambruk dan menyebabkan satu orang pekerja tewas.

Keempat, Crane proyek jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) jatuh pada 16 November 2017. Crane Variable Message Sign (VMS) jatuh di ruas Tol Jakarta Cikampek km 15 yang menyebabkan empar arah jalur Cikampek tak dapat dilewati kendaraan.

Dan ke-5, kontruksi girder proyek Pembangunan Jalan Tol Pemalang-Batang ambruk pada 30 Desember 2017. Tidak ada korban jiwa.

Korban

Sementara itu, dari  para korban robohnya bekisting pierhead di Tol Becakayu, terdapat satu orang yang luka berat.

“Ada satu yang agak luka berat, luka pada kepala, dan sudah dirujuk di RS Polri Kramat Jati,” kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Tony Surya Putra, di lokasi kejadian.

Enam pekerja di RS UKI Cawang yang luka-luka adalah Supri (47) mengalami patah lengan dan luka terbuka;  Kirpan (37) cedera di bagian dada; Sarmin (46) luka memar; Rusman (36) luka memar; Joni Arisman (40) cedera patah tulang; dan Agus (17) mengalami luka memar panggul dan bahu kanan. Sedangkan yang luka berat adalah Waldi.

Saham Waskita Anjlok

Sementara itu saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) pagi ini yang dibuka melemah langsung anjlok.

Saham Waskita turun 40 poin atau 1,29% ke level Rp3.070. Pada pembukaan, saham tersebut dibuka di level Rp3.120 dengan level tertingginya mencapai Rp3.150. [DAS]