Koran Sulindo – Pemerintah Indonesia akan menyepakati 10 nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Arab Saudi dalam pertemuan bilateral Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud dan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, hari ini. MoU tersebut meliputi bidang keamanan, kesehatan, pendidikan, budaya, investasi, UKM, pertanian, perikanan, operasional penerbangan sipil, serta hal-hal mengenai Islam.
“Hubungan baik antara Arab Saudi dan Indonesia diharapkan akan semakin kuat dengan ditandatanganinya 10 MoU ini,” kata Duta Besar Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/2).
Osama tidak menyebut besaran nilai kesepakatan dagang itu.
Malaysia
Raja Salman berkunjung ke Indonesia hingga 9 Maret nanti dengan membawa lebih dari 1.000 orang delegasi. Indonesia adalah negara ke-2 yang dihampiri dalam lawatan Asia ini setelah Malaysia.
Dengan Malaysia, Arab Saudi meneken nota kesepahaman senilai sekitar 3 miliar dolar AS. Perusahaan-perusahaan Malaysia dan mitra-mitranya dari Arab Saudi, hari ini, menandatangani kesepakatan pendahuluan untuk 7 perjanjian dagang senilai lebih dari 3 miliar dolar AS.
Kesepakatan yang ditaksir bernilai 9,74 miliar ringgit (2,19 miliar dolar AS) ini terdiri atas usaha patungan dan kerja sama pada beberapa sektor, antara lain minyak dan gas, keuangan syariah, produk keuangan syariah, industri dan manufaktur halal.
Selasa sore kemarin, perusahaan minyak nasional Saudi, Aramco, dan perusahaan minyak nasional Malaysia, Petronas,menyepakati perjanjian investasi senilai 7 miliar dolar AS. Perjanjian itu untuk pembangunan kilang refinasi minyak dan proyek petrokimia di negara bagian Johor.
Pertamina
Sementara kerjasama Indonesia dengan Arab Saudi di bidang pariwisata, pembangkit tenaga listrik, dan energi, belum berhasil difinalisasi oleh tim kementerian kedua negara.
“Termasuk pembahasan kerja sama antara Aramco dan Pertamina juga belum selesai dibahas,” ujar Osama.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah Arab Saudi akan menyetujui kerja sama untuk pengembangan pengajaran Bahasa Arab oleh Lembaga Pendidikan Islam dan Arab (LIPIA) di 3 perguruan tinggi di Makassar, Surabaya, dan Medan.
Osama menjelaskan pemerintahnya memang akan melepas sebagian saham Saudi Arabian Oil Co (Aramco) untuk mengurangi ketergantungan terhadap produksi minyak. Upaya untuk menambah keragaman pendapatan negara dilakukan pemerintah Saudi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi seiring dengan anjloknya harga minyak dunia.
“Walaupun harga minyak turun tetapi alhamdullilah ekonomi kami tetap stabil dan kuat. Bahkan pemerintah Saudi berencana membuka rekening khusus untuk rakyat, untuk memberi bantuan keuangan dan meningkatkan kesejahteraan,” kata Osama.
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang 2016 Arab Saudi hanya merealisasikan investasi sebesar 900 ribu dolar AS untuk 44 buah proyek di Indonesia. Nilai sebesar itu menempatkan Arab Saudi di urutan ke-57, di bawah Afrika Selatan yang menanamkan modalnya sebesar 1 juta dolar AS dan Mali yang mampu menginvestasikan 1,1 juta dolar AS.
Berlibur ke Bali
Raja Salman bin Abdulaziz akan menemui sejumlah pimpinan Ormas Islam saat berkunjung ke Masjid Istiqlal, Kamis (2/3).
“Berkaitan dengan kunjungan, Raja akan bertemu dengan Ormas Islam,” kata Osama.
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Raja Salman bakal mengunjungi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Kamis (2/3) setelah mendatangi Istana Bogor pada Rabu besok.
Raja Salman akan berada di Jakarta dan Bogor pada 1-3 Maret 2017, selanjutnya beserta 1.500 anggota delegasi, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran akan melakukan kunjungan wisata di Bali pada 4-9 Maret 2017.
Raja Salman membawa serta 25 pangeran, dalam kunjungannya tersebut.
“Berkaitan dengan kunjungan pangeran, mereka adalah pendamping raja,” kata Osama
Kedatangan Raja Arab Saudi terakhir ke Indonesia adalah pada 1970. [Antara/Bernama/DAS]