Adolf Hitler memperkirakan Inggris akan mencari penyelesaian damai setelah kekalahan Jerman atas Prancis pada bulan Juni 1940, tetapi Inggris bertekad untuk terus berjuang.
Hitler menjajaki opsi militer yang akan mengakhiri perang dengan cepat dan memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk bersiap menghadapi invasi ke Inggris—dengan nama sandi Operation Sealion atau Operasi Singa Laut.
Namun agar invasi tersebut memiliki peluang untuk berhasil, Jerman perlu terlebih dahulu mengamankan kendali atas langit di atas Inggris selatan dan menyingkirkan ancaman yang ditimbulkan oleh Angkatan Udara Kerajaan (RAF).
Seandainya Operasi Singa Laut jadi dilaksanakan oleh Jerman terhadap Inggris, bagaimana kira-kira yang akan terjadi?
Mengutip dari Perang Eropa oleh P.K. Ojong, meskipun Jerman mengakui kekuatan AL-nya (Kriegsmarine) kalah dibandingkan AL Inggris, Royal Navy, namun apabila pendaratan pasukan Jerman di pantai selatan Inggris berhasil, maka operasi selanjutnya akan lebih mudah.
AD Jerman atau Wehrmacht menghendaki pendaratannya pada front yang lebar, dari Ramsgate hingga ke pulau kecil Isle of Wight.
Gelombang pertama pendaratan meliputi 90.000 pasukan di tiga lokasi utama, dan pada hari ketiga jumlah yang didaratkan di Inggris mencapai 260.000 pasukan.
Mereka akan mengalami pertempuran hebat di kawasan selatan Inggris.
Namun, Panglima Jerman Marsekal Lapangan Walter von Brauchitsch optimistis dalam satu bulan perlawanan Inggris tersebut akan dapat diatasi.
Wehrmacht ingin pendaratan dilakukan pada saat fajar antara tanggal 20 hingga 26 Agustus 1940 atau antara 19 hingga 26 September.
Namun, Kriegsmarine merasa belum siap, dan menghendaki operasi pendaratannya dilakukan musim semi 1941, menunggu cuaca di Selat Inggris mengizinkan.
Itu pun mereka perhitungkan laju armada invasi yang terdiri dari beraneka jenis kapal yang dapat dikumpulkan, tidaklah lebih cepat daripada armada legion Caesar tatkala menyeberangi selat itu 2000 tahun sebelumnya.
Mereka juga menaksir sekitar 10 persen kapasitas armada itu akan hilang karena kecelakaan atau mogok, bahkan sebelum RAF dan Royal Navy muncul menyerang.
Bagi Inggris sendiri apabila Jerman melancarkan operasi pendaratannya sebelum Juni-Juli 1940, maka AD Inggris tidaklah akan memiliki kemampuan untuk menahannya.
Di Inggris waktu itu hanya ada 80 buah tank berat, itu pun sudah ketinggalan zaman.
Senapan hanya ada 100.000 pucuk untuk mempersenjatai 470.000 anggota Home Guard, pasukan pertahanan domestik semacam Hansip.
Sejumlah 75.000 senapan Ross yang lebih baru masih dalam pengiriman dari Kanada.
Kekuatan udara saat itu yang dapat dikerahkan hanya 331 pesawat Supermarine Spitfire dan Hawker Hurricanes.
Untungnya, Luftwaffe ketika itu mengendurkan gempuran udaranya terhadap Inggris sehingga RAF diam-diam dengan cepat dapat memulihkan kekuatannya kembali sehingga menjadi dua kali lipat.
Begitu pula AD terus membangun tank baru sehingga September menambah jumlahnya dengan 350 tank medium dan tank penjelajah.
Keraguan Hitler melancarkan Singa Laut memberi kesempatan Inggris memperkuat pertahanan pantainya.
Namun, Panglima Pertahanan Dalam Negeri Jenderal Sir Alan Brooke tetap belum yakin akan kekuatannya.
Pada September ia memperkirakan, dari 22 divisi daratnya, maka yang mampu beroperasi secara mobil hanya separuhnya.
Sedangkan Panglima Home Fleet, Laksamana Sir Charles Forbes telah menyebar kekuatannya terutama di kawasan pantai timur dan selatan.
Pada 7 September pihak intelijen Inggris memperingatkan invasi Jerman sudah dekat.
Semua pihak bersiaga penuh, tanpa mengetahui bahwa Hitler dari hari ke hari semakin meragukan kemampuannya melancarkan Singa Laut.
Pikirannya kian bercabang untuk menginvasi Soviet Rusia di timur.
Tahun 1970-an Akademi Militer Kerajaan di Sandhurst melakukan war game Singa Laut berdasar rencana dan kekuatan masing-masing pihak, termasuk kondisi cuaca riil waktu itu dengan panel yang terdiri dari para jenderal, laksamana, marsekal, dan ahli kemiliteran lainnya.
Hasilnya, invasi pendaratan di Inggris itu ternyata akan lebih menguntungkan pihak Jerman apabila jadi dilaksanakan antara tanggal 19 hingga 30 September 1940.
Tetapi sejarah menentukan hal lain. [BP]




