Kenapa Hari Jumat tanggal 13 diyakini membawa sial? Baca artikel berikut untuk mengetahui kemungkinan asal-usulnya. (Sumber: Vecteezy)
Kenapa Hari Jumat tanggal 13 diyakini membawa sial? Baca artikel berikut untuk mengetahui kemungkinan asal-usulnya. (Sumber: Vecteezy)

Hari Jumat tanggal 13 diyakini sebagai hari sial dalam takhayul Barat. Momen tersebut terjadi ketika hari ke-13 dalam kalender Gregorian jatuh pada hari Jumat sebanyak satu hingga tiga kali dalam setahun.

Di tahun 2024 terdapat dua hari Jumat tanggal 13, yaitu 13 September dan 13 Desember. Tahun depan, hari dan tanggal yang dianggap sial itu jatuh pada 13 Juni 2025.

Banyak orang dari seluruh dunia juga takut pada angka 13 secara umum. Ketakutan ini begitu besar sehingga menyebabkan mereka mengambil sejumlah tindakan: tidak beraktivitas di tanggal 13, beberapa hotel tidak menyediakan kamar bernomor 13, gedung-gedung menghilangkan lantai 13, sejumlah kota dan daerah di negara lain menghindari penamaan jalan dengan 13th Street, dan lainnya.

Bahkan kegagalan misi Apollo 13 dalam mencapai permukaan bulan pada tahun 1970 ikut memperkuat takhayul tentang angka 13. Ketakutan yang berlebihan itu akhirnya menjadi sebuah fobia yang dinamakan triskaidekaphobia.

Saking terkenalnya, ketakutan akan hari Jumat tanggal 13 diadaptasi dalam berbagai karya, seperti novel, komik, dan gim video. Salah satu adaptasi paling terkenal adalah film horor Amerika berjudul Friday the 13th, yang menunjukkan karakter fiksi bernama Jason Voorhees menguntit dan membunuh orang.

Banyaknya penggambaran buruk dan mengerikan semacam itu lantas memunculkan pertanyaan mengenai asal-usul takhayul Barat tersebut.

Berikut Koran Sulindo telah merangkum 5 kemungkinan asal-usul takhayul hari Jumat tanggal 13.

1. Tragedi dalam Alkitab
Kemungkinan asal-usul takhayul hari Jumat tanggal 13 yang pertama adalah sejumlah tragedi dalam Alkitab. Salah satu yang paling terkenal dan diakui secara luas adalah kisah Perjamuan Terakhir.

Menurut Alkitab, 13 orang yang terdiri dari Yesus dan murid-murid-Nya menghadiri Perjamuan Terakhir pada Kamis Putih. Keesokan harinya, Yesus disalibkan. Kematian Yesus disebabkan oleh tindak kejahatan yang dilakukan oleh salah satu muridnya, Yudas Iskariot. Dia mengkhianati Yesus dengan membocorkan keberadaan-Nya kepada para imam di Taman Getsemani untuk imbalan 30 keping perak.

Tragedi tersebut memunculkan takhayul Kristen bahwa jika ada 13 orang makan bersama, maka salah satu akan meninggal di tahun yang sama.

Hari Jumat dianggap sial karena diyakini merupakan hari ketika Hawa memberi Buah Pengetahuan tentang yang Baik dan yang Jahat kepada Adam. Hari Jumat juga dipercaya sebagai hari di mana Kain membunuh Habel.

2. Penyiksaan terhadap Ksatria Templar
Ksatria Templar adalah sebuah ordo militer monastik yang dibentuk secara khusus untuk melindungi para peziarah yang melakukan perjalanan ke Tanah Suci setelah penaklukan Yerusalem oleh Kristen selama Perang Salib Pertama.

Pada hari Jumat tanggal 13 Oktober 1307, saat subuh, para perwira Raja Philip IV dari Prancis menangkap, menyiksa, dan mengeksekusi ratusan Ksatria Templar atas tuduhan berbagai perilaku sesat, seperti meludahi salib, menolak Kristus, memberikan pengakuan dosa secara ilegal, dan menyembah berhala. Padahal sebetulnya Raja Philip IV terlilit hutang dan ingin mendapatkan kekayaan Templar.

Beberapa orang meyakini bahwa penyiksaan terhadap para Ksatria Templar sebagai asal-usul takhayul hari Jumat tanggal 13.

3. Keyakinan Kaum Pagan
Menurut kaum pagan, angka 13 adalah angka keberuntungan karena melambangkan kesuburan, bulan, dan dewa-dewi.

Para penganut pagan sangat mengagungkan kesuburan, jadi mereka menciptakan banyak karya seni pagan yang mengaitkan angka 13 dengan menstruasi, kesuburan, kekuatan feminitas, dan fase-fase bulan. Venus dari Laussel adalah salah satu karya yang membuktikan keyakinan tersebut. Ukiran batu kapur berusia sekitar 25.000 tahun itu menggambarkan sesosok wanita hamil yang memeluk perutnya dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memegang sebuah tanduk berbentuk bulan sabit dengan 13 takik.

Namun, ketika agama Kristen berkembang pesat pada Abad Pertengahan, paganisme dipandang sebagai ajaran sesat. Para pemimpin Kristen menganggap perayaan hari Jumat, angka 13, dan penyembahan dewi-dewi yang melambangkan cinta, seks, kesuburan, sihir, dan kesenangan sebagai hal-hal yang tidak suci. Mereka juga memandang para penganut paganisme sebagai penyihir.

4. Mitologi Nordik
Kemungkinan selanjutnya berasal dari mitologi Nordik. Satu legenda mengisahkan tentang dua belas dewa Nordik menghadiri Perjamuan Valhalla. Kemudian Loki, Dewa Kenakalan, datang sebagai tamu tak diundang sekaligus tamu ketiga belas.

Loki menghancurkan perjamuan tersebut dan menyebabkan kekacauan yang berujung pada kematian Baldr, Dewa Cahaya. Baldr disebut tewas secara tidak sengaja ketika saudaranya yang buta, Hodr, melempar batang mistletoe yang diberikan oleh Loki. Batang itu menembus tubuh Baldr dan langsung menewaskannya di tempat.

5. Undang-undang Hammurabi
Kemungkinan asal-usul takhayul hari Jumat tanggal 13 yang terakhir adalah legenda tentang Undang-undang Hammurabi (Code of Hammurabi), sebuah naskah tua yang ditulis sekitar tahun 1754 SM di Babilonia kuno, Mesopotamia. Naskah tersebut terdiri dari 282 pasal yang mengatur hukuman berdasarkan status sosial seperti budak, orang bebas, dan pemilik properti.

Legenda mengatakan bahwa di masa Babilonia kuno, pasal 13 sering dihilangkan dari undang-undang tersebut, bersama dengan nomor 66 hingga 99. Melansir dari situs resmi eHammurabi, pasal 13 menyatakan bahwa mereka yang membeli barang curian dan tidak menghadirkan saksi dalam jangka waktu enam bulan akan dinyatakan sebagai pembohong dan dihukum.

Penghilangan pasal 13 kemungkinan merupakan kesalahan administrasi di masa tersebut, tapi orang-orang yang percaya takhayul terkadang mengasosiasikan hal ini sebagai keburukan angka 13.

Itulah 5 kemungkinan asal-usul takhayul hari Jumat tanggal 13. Apakah Anda percaya bahwa keduanya merupakan pertanda buruk? [BP]