Dalam kehidupan sehari-hari, televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas banyak orang. Meskipun di zaman sekarang televisi sudah jarang diminati karena hadirnya teknologi yang lebih praktis seperti handphone, laptop dan sejenisnya, yang bisa digunakan lebih cepat dan praktis dalam mencari informasi maupun hiburan.
Namun bagi sebagian masyarakat, menonton televisi bersama keluarga adalah hal yang menyenangkan, seperti menyaksikan berita internasional, menonton pertandingan bola hingga acara hiburan keluarga, televisi menyatukan kebersamaan melalui layar kecilnya.
Tetapi, pernahkah kita berhenti sejenak untuk merenungkan perjalanan panjang yang telah ditempuh oleh televisi hingga menjadi media berpengaruh seperti sekarang?
Momentum inilah yang dirayakan setiap 21 November dalam Hari Televisi Sedunia, sebuah pengakuan terhadap kontribusi besar televisi dalam membentuk opini publik, menyampaikan informasi, dan mempromosikan perdamaian dunia. Artikel ini akan menelusuri sejarah televisi dari awal penemuannya hingga pengaruhnya dalam kehidupan, termasuk bagaimana media ini berkembang di Indonesia dan terus relevan di tengah era digital.
Awal Mula Televisi: Penemuan Bersejarah
Sejak 1996, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 21 November sebagai Hari Televisi Sedunia, sebuah penghormatan terhadap peran signifikan televisi dalam kehidupan masyarakat global.
Televisi bukan hanya media hiburan, tetapi juga alat penting untuk menyampaikan informasi, meningkatkan kesadaran terhadap isu-isu sosial, ekonomi, dan konflik dunia. PBB mengakui televisi sebagai medium yang mampu mempertajam fokus publik terhadap ancaman perdamaian dan keamanan internasional.
Televisi pertama kali ditemukan pada tahun 1927 oleh Philo Taylor Farnsworth, seorang pemuda berusia 21 tahun. Penemuannya membuka jalan bagi revolusi di bidang komunikasi dan hiburan.
Dengan kemampuannya untuk menyampaikan informasi secara visual kepada audiens luas, televisi segera menjadi salah satu media massa paling berpengaruh di dunia.
Sejarah Televisi di Indonesia
Di Indonesia, sejarah televisi dimulai pada tahun 1962 dengan berdirinya TVRI (Televisi Republik Indonesia), stasiun televisi pertama di Tanah Air. TVRI diluncurkan bertepatan dengan penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan bertujuan untuk menyebarluaskan informasi serta memperkuat budaya nasional.
Pada masa awalnya, siaran televisi masih terbatas dan hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat yang memiliki televisi. Program-program yang disiarkan TVRI lebih banyak berupa berita, acara edukasi, dan hiburan ringan.
Namun, perkembangan televisi di Indonesia mulai memasuki fase baru pada tahun 1980-an dengan kehadiran stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, dan TPI.
Kehadiran televisi swasta membawa variasi program yang lebih beragam dan menjangkau khalayak yang lebih luas. Televisi tidak lagi menjadi barang mewah, tetapi mulai menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Era Digital dan Perkembangan Modern
Pada dekade 1990-an hingga 2000-an, televisi di Indonesia semakin berkembang dengan diperkenalkannya teknologi digital. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan kualitas gambar dan suara, tetapi juga memungkinkan siaran langsung dari berbagai acara penting, seperti pertandingan olahraga internasional atau acara nasional besar. Kehadiran televisi berbayar juga memberikan lebih banyak pilihan kepada penonton, dengan program-program yang disesuaikan dengan preferensi audiens.
Televisi telah menjadi salah satu medium utama dalam menyebarkan informasi, membentuk opini publik, dan menghibur masyarakat. Meski kini tantangan baru hadir dari platform digital seperti media sosial dan layanan streaming, televisi tetap memiliki tempat khusus sebagai media massa yang kuat dan relevan.
Pada Hari Televisi Sedunia, kita diajak untuk merenungkan bagaimana televisi telah membentuk kehidupan modern, baik dalam konteks global maupun lokal. Dari televisi pertama Farnsworth hingga teknologi canggih masa kini, televisi tetap menjadi simbol revolusi komunikasi dan budaya. [UN]