Sulindomedia – Rakyat Irak menderita karena perang dan pengungsian. Karena itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan imbauan baru agar dunia internasional mengumpulkan dana bantuan kemanusiaan senilai US$ 861 juta dolar (sekitar Rp 11,9 triliun) untuk membantu rakyat Irak. Imbauan yang dikeluarkan Ahad kemarin (31/10/2016) itu menyebutkan, kekerasan, termasuk perang dahsyat dengan kelompok ISIS, telah memaksa 3,3 juta penduduk Irak mengungsikan diri dalam dua tahun terakhir ini.
Warga Suriah yang mengungsi ke Irak karena peperangan di negaranya telah mencapai sekitar 250 ribu orang. “Kami ingin menggunakan dana ini untuk menjangkau 7,3 juta orang. Mereka ini adalah pihak yang paling rentan di Irak,” ujar Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Irak, Lise Grande, pada jumpa pers di Baghdad.
Prioritas utama badan ini, tambahnya, adalah menjangkau orang-orang yang paling mengalami kesusahan dan memberikan bantuan berupa apa pun yang bisa membuat mereka bertahan, apakah itu makanan, uang tunai, tempat berteduh, atau air.
Sementara itu, harga minyak yang jatuh telah secara drastis mengurangi pendapatan dari minyak yang menjadi tumpuan Irak dalam membangun pendanaan. Itu berarti Irak tidak mampu menanggung biaya bagi penanganan krisis kemanusiaan. “Kebutuhan keluarga-keluarga pengungsi jauh lebih besar dibandingkan kemampuan kami dan karena itu kami memerlukan dukungan dari negara-negara donor,” ungkap Jassem Mohammed al-Jaff, Menteri Irak Urusan Migrasi dan Pengungsi, saat jumpa pers itu juga.
Direncanakan , Irak akan mengeluarkan lebih dari US$ 1,5 miliar untuk bantuan kemanusiaan pada tahun 2016. Namun, rencana itu terkendala ketiadaan dana US$ 891 juta, yang kemudian diminta PBB untuk dikumpulkan oleh dunia internasional. “Pemerintah terpojok karena harga minyak begitu rendah dan karena itulah kami meminta masyarakat internasional untuk beramal,” kata Grande.
ISIS telah menguasai banyak wilayah di utara dan barat Baghdad pada 2014 dan pasukan pemerintah Irak bergelut untuk memukul mundur mereka. Jumlah pengungsi Irak diperkirakan akan semakin meningkat pada 2016. Sementara itu, pasukan Irak berjuang untuk mengambil kembali kendali di wilayah-wilayah di Provinsi Anbar dan Nineveh. “Tergantung pada intensitas pertempuran serta skala kekerasan pada bulan-bulan mendatang, 11 juta warga Irak, bahkan mungkin 12 hingga 13 juta, diperkirakan membutuhkan beberapa jenis bantuan kemanusiaan pada akhir 2016,” kata PBB. [PUR]