Sumber : web KEMENDIKBUD, Mempromosikan Kebudayaan Indonesia di Kantor Pusat UNESCO Paris

Indonesia terus mengukir jejak kekayaan budayanya di dunia internasional dengan menggelar serangkaian side events di Kantor Pusat UNESCO Paris, Prancis. Kegiatan ini, didukung sepenuhnya oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, memiliki tujuan utama untuk memperkenalkan dan memperluas pengaruh budaya Indonesia di mata dunia, khususnya dalam bidang film, serta mendukung kebebasan artistik di tanah air.

Sebagai bagian dari sesi ke-17 Intergovernmental Committee for the UNESCO 2005 Convention, side events ini merangkum berbagai kegiatan menarik. Mulai dari gelar wicara, pemutaran film pendek, hingga pameran poster, semuanya mengusung tema besar “Empowering Artistic Freedom in Indonesia”.

Panelis terkemuka, antara lain Duta Besar Republik Indonesia untuk UNESCO, Ismunandar; Perwakilan dari Koalisi Seni Indonesia, Hafez Gumay; dan sutradara ternama Riri Riza, turut hadir dalam acara ini. Mereka membahas dengan mendalam tentang pentingnya dukungan pemerintah terhadap kebebasan artistik, sekaligus membahas peran Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan nomor 5 tahun 2017 dalam memajukan film sebagai praktik budaya.

Tidak hanya sebatas wicara dan diskusi, kegiatan ini juga menyajikan pameran poster dan pemutaran film pendek, seperti “Ride to Nowhere” dan “Membicarakan Kejujuran Diana”. Menariknya, ada pula acara cocktails reception yang menampilkan hidangan khas Indonesia dan minuman herbal tradisional, jamu, sehingga mampu menarik perhatian tidak hanya mahasiswa Indonesia dan Prancis, tetapi juga diaspora Indonesia yang hadir.

Dubes RI untuk Prancis, Mohamad Oemar, serta Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, memberikan penekanan akan pentingnya artistic freedom dalam mendorong dialog dan membentuk tatanan masyarakat. “Melalui side event ini diharapkan dapat memperlihatkan secara singkat perjalanan ruang eksplorasi dan persimpangan dinamis antara kreativitas, keragaman, dan kebebasan ekspresi budaya dalam konteks Indonesia,” jelas Dubes Oemar saat membuka talkshow dan short film screening pada Selasa (27/2).

Lebih dari 150 peserta, termasuk delegasi dari sidang ke-17 Intergovernmental Committee for the UNESCO 2005 Convention dan delegasi negara anggota UNESCO di Paris, turut menghadiri acara ini. Langkah berani ini merupakan bagian dari upaya konkret Indonesia dalam memperkenalkan kekayaan budayanya kepada dunia internasional dan memperkuat kerja sama dalam bidang budaya. Dengan demikian, side events ini menjadi momentum penting dalam mengangkat citra budaya Indonesia di dunia. [UN]