Ilustrasi, konvoi pasukan Rusia di Ukraina
Ilustrasi, konvoi pasukan Rusia di Ukraina

Rusia dilaporkan telah memulai penarikan pasukannya dari ibu kota Ukraina, Kiev, Rabu (30/3) pagi waktu setempat. Penarikan pasukan itu dilakukan sebagai lanjutan dari perundingan dengan pemerintah Ukraina.

Pemerintah Rusia mengklaim sudah mengurangi jumlah angkatan bersenjata mereka di Ukraina. Hal ini diutarakan Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin, yang berbicara usai pembicaraan damai Rusia dan Ukraina berlangsung di Turki.

Meski demikian, negosiator Rusia lain mengaku ini bukan “gencatan senjata”. Ini hanya deeskalasi militer bertahap di dua “arah utama”.

“Kami memahami bahwa ada orang-orang di Kiev yang perlu membuat keputusan, jadi kami tidak ingin membuat kota ini menghadapi risiko tambahan,” kata perwakilan Rusia Vladimir Medinsky.

Namun perkembangan ini dinilai skeptis oleh Amerika Serikat (AS), Sekretaris Pers Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) John Kirby mengatakan bahwa jumlah pasukan yang ditarik hanya kecil. Washington meyakini langkah ini hanya sebagai reposisi pasukan.

Kirby mengatakan bahwa pelaporan tentang pergerakan Rusia menjauh dari ibu kota telah dibesar-besarkan dan itu tidak berarti bahwa ancaman terhadap Kiev sudah berakhir.

Pentagon meyakini Moskow saat ini berfokus untuk menguasai wilayah Donbass yang saat ini diklaim Kremlin sebagai wilayah yang bukan lagi milik Ukraina.

“Sampai saat ini, kami masih menilai bahwa rencana mereka adalah untuk menduduki dan mencaplok Ukraina menggunakan pendekatan tiga garis serangan. Sekarang kami pikir mereka akan memprioritaskan timur Ukraina,” ujarnya.

Negosiator utama Ukraina Davyd Arakhamia dalam pembicaraan damai dengan Rusia, pada Sabtu (2/4), mengatakan bahwa Moskow telah secara lisan menyetujui proposal utama Ukraina.

Menurut Arakhamia, pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan besar akan berlangsung di Turki.

“Federasi Rusia telah memberikan jawaban resmi untuk semua posisi, yaitu bahwa mereka menerima posisi (Ukraina), kecuali untuk masalah Krimea (yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014),” kata Arakhamia, politikus dari Partai Pelayanan Masyarakat.

Dia mengatakan bahwa sementara tidak ada konfirmasi resmi secara tertulis, pihak Rusia mengatakannya secara lisan. Pernyataan itu muncul ketika Ukraina mengatakan telah merebut kembali kendali atas seluruh wilayah Kiev. [PAR]