Suluh Indonesia – Siapa yang tidak tahu mengenai Jalur Sutra. Ya, jalur yang berada di Asia itu menghubungkan berbagai wilayah dari Asia, ke Timur Tengah, dan sampai Eropa. Jalur Sutra sendiri dimulai dari masa Dinasti Han (206 SM-220 SM).
Rute Jalur Sutra bermula dari Chang An (Xian) di Tiongkok, melewati kota-kota perdagangan di Asia Tengah, dan berakhir di Antiokhia atau Konstantinopel (Istanbul).
Jalur Sutra juga berhubungan dengan Provinsi Gansu, dan mencapai Sungai Berteriau Yell di Lanzhou, Tianzhu, Zhangye, dan Jiuquan di sepanjang Hexi Corridor.
Setelah itu mencapai Jiayuguan, penghalang raksasa Tembok Besar dan titik kunci pertama dari rute, dan lalu Dunhuang di ujung barat Koridor Hexi di Provinsi Gansu. Jalur Sutera merupakan jalur perdagangan darat paling tua.
Jalur ini berhubungan juga dengan jalan-jalan kafilah dari India. Perhubungan darat antara Tiongkok dan India dengan Eropa memang sudah terkenal sejak 500 sebelum Masehi.
Dari abad ke-4 dan seterusnya, Chang An adalah ibukota Kekaisaran Tiongkok yang memasuki periode terbesar pembangunan di bawah Dinasti Tang (618-904). Dan, menjadi salah satu kota yang paling beradab di dunia.
Chang An merupakan pusat perdagangan yang meleburkan orang-orang dari berbagai latar belakang etnis dan agama. Dua landmark penting yang berdiri sebagai saksi adalah Pasar Barat Chang An dan Masjid Agung Chang An.
Pada dasarnya, di Asia dan Timur Tengah sebelum masa modern awal, terdapat dua jalur perdagangan utama. Yaitu, jalur darat dan jalur laut.
Pada umumnya, pelayaran niaga melalui darat terutama digunakan oleh para pedagang Tiongkok, dan dikenal dengan nama Jalur Sutra. Karena, banyak menyalurkan sutra dari Tiongkok.
Jalur dagang itu berawal di Chang An, yang menjadi ibu kota Tiongkok antara abad ke-7 dan abad ke-13, kemudian melintasi stepa-stepa dan gurun-gurun di Asia Tengah dan Laut Kaspia, yang pada suatu ketika dikendalikan oleh bangsa Mongol. Lalu, ke Mesopotamia dan Parsi.
Jalur dagang yang melintasi pedalaman Asia itu, juga bercabang-cabang ke wilayah pantai. Seperti, ke India, Arab, dan lainnya. Jalur Sutra berakhir di pelabuhan-pelabuhan di pantai barat Laut Tengah. Antara lain di Antiokhia. Dari pelabuhan-pelabuhan itulah komoditas dari Asia, seperti sutra dan rempah-rempah, diteruskan dengan kapal-kapal dagang ke kota-kota pelabuhan di Laut Tengah. Misalnya, ke Genoa dan Venesia.
Kemudian, perdagangan itu dilanjutkan oleh pedagang barat ke seluruh Eropa. Ujung Jalur Sutra ada di Chang An atau Xian, yang kala itu menjadi ibu kota kerajaan.
Jalur Sutra sebetulnya telah resmi dibuka pada abad ke-3 SM. Saat itu, Tiongkok yang dipimpin Dinasti Han mengirim banyak utusan ke negara-negara Asia dan Timur Tengah. Jalur itu telah ada jauh sebelum utusan-utusan itu dikirim.
Adanya Jalur Sutra kuno ini terbukti dengan penemuan-penemuan arkeologi. Di antaranya, penggunaan sutra oleh raja-raja Mesir pada masa Dinasti Ptolomeik (sekitar abad ketiga), termasuk Cleopatra.
Adapun trek Jalur Sutra memiliki banyak cabang. Secara garis besar, ada tiga cabang. Yakni, utara, tengah, dan selatan. Jalur utara menghubungkan Tiongkok dengan Eropa hingga Laut Mati.
Jalur ini melalui Urumqi dan Lembah Fergana. Adapun jalur tengah menghubungkan Tiongkok dengan Eropa hingga tepian Laut Meditrerania. Melalui Dun-huang, Kocha, Kashgar, lalu menuju ke Persia.
Sedangkan jalur selatan menghubungkan Tiongkok dengan Afghanistan, Iran, dan India, melalui Dun-huang dan Khotan. Menuju ke Bachtra dan Kashmir.
Jalan Sutra yang lazim disebut orang merupakan jalur darat dari ibu kota Tiongkok masa Dinasti Tang di timur, ke Roma sebagai ibu kota Italia di barat. Jalur tersebut dibuka oleh seorang jenderal bernama Zhang Qian dari Dinasti Han.
Menelusuri jalan itu akan melewati Afghanistan, Uzbekistan, Iran, dan sampai Alexandaria Mesir. Terdapat pula cabang lain yang akan melewati Pakistan, Kabul, Afghanistan, hingga Teluk Persia.
Selain Jalur Sutra di darat, terdapat pula jalan sutra via laut. Jalur laut tersebut berawal dari Guangzhou, Tiongkok Selatan, ke Selat Malaka. Terus sampai ke Sri Lanka, India, dan pantai timur Afrika.
Jalur di atas laut itu disebut sebagai Jalan Sutra Laut. Menurut benda-benda budaya yang tergali di Somalia, Afrika Timur, dapat diketahui bahwa jalan Sutra Laut itu kira-kira terjadi di Tiongkok pada masa Dinasti Song. [WIS]
Baca juga: