Koran Sulindo — Masyarakat khususnya Indonesia diimbau agar tidak menyepelekan bahaya virus corona atau Covid-19. Sekalipun dilihatnya sangat sepele.
“Secara logika sederhana, kalau tidak berbahaya tidak mungkin Covid-19 menjadi pandemi menyebar cepat ke seluruh dunia,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dr Daeng M Faqih kepada wartawan, Senin (20/7).
Daeng menyebut hingga saat ini sudah ada 63 dokter yang dilaporkan terkena Covid-19. Untuk itu, Daeng mengimbau masyarakat agar tak mudah percaya pada berita yang tidak memiliki sumber yang jelas.
“Literasi informasi sangat penting untuk masyarakat, karena informasi negatif, hoaks dan misinformasi cepat sekali viralnya,” ungkap Daeng.
Daeng meminta agar sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat perlu terus dilakukan oleh otoritas setempat dengan melibatkan para ahli. Siapa pun ketika menerima informasi atau hendak memberikan informasi, pastikan untuk disaring terlebih dulu sebelum sharing, agar terhindar dari infodemi di tengah pandemi.
“Jika masyarakat meragukan suatu informasi, sebaiknya langsung ditanyakan kepada otoritas atau sumber informasi yang akurat dan terpercaya,” ujar Daeng.
Terlebih, kata Daeng, belakangan ini bukan hanya pandemi corona yang berbahaya, infodemi seputar kesehatan juga tidak kalah berbahaya, oleh karena itu para pihak diminta agar memberi kabar yang benar.
Diketahui, musisi bernama lengkap Erdian Aji Prihartanto menuai kontroversi usai mengomentari foto jenazah Covid-19 karya fotografer Joshua Irwandi untuk National Geographic.
Anji dinilai meremehkan virus corona, yang belakangan jumlah kasusnya terus melonjak.
“Saya percaya cvd (Covid-19) itu ada. Tapi saya tidak percaya bahwa cvd semengerikan itu,” tulis Anji dalam akun Instagramnya.
Meski demikian, pelantun lagu “Dia” itu belakangan mengklarifikasi pernyataannya sendiri. Melalui akun Twitter pribadinya, Anji mengatakan bahwa polemik yang terjadi atas komentarnya itu karena perbedaan sudut pandang dirinya dalam melihat viralnya foto Joshua Irwandi.
“Ini adalah tentang perbedaan sudut pandang. Saya membaca viralnya foto Joshua Irwandi dari banyak akun besar dengan pola caption yang seragam,” tulis Anji.
Anji juga mengatakan tidak pernah mendeskriditkan profesi Joshua Irwandi sebagai fotografer National Geographic dan pewarta foto lain dalam bertugas. [WIS]