Pohon Siwalan banyak ditemukan di Sumenep, Madura namun belum dikembangkan secara maksimal.

Koran Sulindo – Konsisten dengan pengembangan usaha kecil menengah dan mikro Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Kelompok Usaha Rakyat Indonesia (Akurindo) Jawa Timur menggandeng petani gula Siwalan di Sumenep.

Kerjasama itu diwujudkan dalam kunjungan DPW Akurindo Jatim yang diwakili Divisi Pasar dan Pameran Imam Pracoyo serta Divisi SDM dan Organisasi Ronyke Hendrawibowo ke Sumenep, Madura.

Imam menyebut sebagai asosiasi usaha rakyat jangan sampai Akurindo mengambil keuntungan dari para anggota. Asosiasi justru harus tampil sebagai problem solver bagi usaha rakyat seperti membantu pengurusan perijinan dan akses permodalan.

“Akurindo harus benar-benar menjadi rumah yang nyaman untuk para anggotanya dalam peningkatan kesejahteraan para anggota yang mengutamakan pembinaan,” kata Imam menyampaikan amanah dari pembina DPW Akurindo Jatim Litiansyah King.

Dalam kesempatan tersebut DPW Akurindo Jatim juga memberikan pembinaan kepada petani gula sekaligus mematangkan proyek peningkatan perekonomian petani gula Siwalan dengan menggagas Kampung Gula Siwalan.

Kampung Gula tersebut juga akan dikembangkan menjadi ikon Sumenep dikembangkan sebagai ikon gula Siwalan yang menjadi percontohan dari mulai produksi, pengemasan, peningkatan mutu hingga pemasaran.

Seperti diketahui di pasaran terdapat berbagai jenis gula merah baik itu yang terbuat dari nira kelapa, aren, tebu dan siwalan atau la’aang. Gula merah yang terbuat dari nira siwalan dianggap memiliki kualitas yang lebih baik dari yang lain karena bahan baku yang terbatas dan kualitas yang tinggi.

Terbatasnya produksi nira siwalan itu dikarenakan tak semua tempat di Indonesia ditumbuhi siwalan.

Gula Siwalan

Di Madura pohon siwalan banyak terdapat di Sumenep di Kecamatan Batang-Batang yang kemudian diolah secara alami dan diproduksi secara manual sehingga menghasilkan gula merah yang harum dan gurih.

Selain membahas tentang Kampung Gula, dalam kunjungan tersebut juga digali potensi-potensi lain yang memungkinkan untuk dikembangkan Akurindo sekaligus didiskusikan dengan Ketua DPD Akurindo Jatim Samka Suwanto dan Ketum DPP Akurindo Emir Moeis.

Beberapa di antara gagasan-gagasan yang memungkinkan untuk dikembangkan dan ditindak lanjuti adalah wisata pantai seluas 3,5 ha di Pantai Tanneros, Sumenep. Ide itu sangat layak diwujudkan karena tanah tersebut merupakan milik anggota AKURINDO.

Akurindo adalah Asosiasi Kelompok Usaha Rakyat Indonesia yang memfokuskan diri pada ekonomi kerakyatan yakni memberdayakan UKM dan UMKM agar menjadi pelaku usaha yang memiliki manajemen yang baik sehingga dapat meningkatkan omzet dengan menguatkan pemasaran serta finansialnya.

Ada lima progam yang menjadi andalan Akurindo untuk melakukan pemberdayaan terhadap UKM dan UMKM di Indonesia di antaranya adalah akses permodalan, pembinaan manajemen usaha, dukungan pemasaran online maupun offline, bantuan pengurusan perizinan hingga kesempatan mengikuti pameran baik di ajang nasional maupun internasional.[TGU]