Koran Sulindo – Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma’ruf Amin menyebut mirajnomic sebagai salah satu cita-citanya apabila terpilih pada Pilpres 2019 mendatang.
Istilah mirajnomic kata Ma’ruf, ekonomi Indonesia 2024 sudah lepas landas dan lebih baik.
“Tidak isra (jalan di tempat) terus. Saya optimistis dengan ekonomi miraj, Indonesia akan lebih maju,” kata Maruf di hadapan ratusan peserta doa bersama untuk Sulawesi Tengahp, di Ponpes Al Muhajirin, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (3/10).
Ma’ruf berjanji, jika terpilih mendampingi Jokowi, dirinya akan bekerja untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan pendidikan dan layanan kesehatan. “Hal ini sebagai fardhu ain, atau sesuatu yang wajib dilakukan,” kata Ma’ruf.
Ma’ruf mengajukan arus baru ekonomi kerakyatan, ekonomi keumatan, dan ekonomi berkeadilan yang menerapkan sila kelima Pancasila. Dengan demikian, kesenjangan antara kaya dan miskin bisa dihilangkan.
“Bukan berarti kita harus melemahkan yang kuat. Tapi menguatkan yang lemah melalui kemitraan dengan yang kuat, sehingga semuanya sama-sama kuat,” kata Maruf.
Ia juga akan menekan kesenjangan antara pusat dan daerah. “Jangan ada lagi daerah tertinggal, semua daerah harus maju,” ujar Ma’ruf.
Ma’ruf melanjutkan, Jokowi sudah meletakkan pondasi dengan membangun infrastruktur dan konektivitas. Termasuk cita-cita menekan disparitas produk nasional dengan global. Karenanya, produk Indonesia ke depan harus lebih kompetitif, dan bernilai tambah.
Contohnya coklat di Sulawesi Selatan cuma Rp 1.000, dibawa ke Singapura, dan diolah lalu dijual lagi ke Indonesia menjadi Rp 20.000.
“Besok, selisih yang Rp 19.000 harus diberikan kepada rakyat sendiri. Kopi juga begitu. Nilai tambah ini harus diberikan kepada rakyat Indonesia. Saya akan terus membantu untuk menciptakan itu,” ucapnya.
Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia yang andal melalui pendidikan. “Saya mohon doa, restu, dukungan, karena saya akan hijrah dari jalur kultural ke jalur struktural. Mudah-mudahan bersama Pak Jokowi bisa terpilih di pilpres mendatang,” katanya.
Pada bagian lain sambutannya Ma’ruf Amin mengaku banyak pihak yang menyindirnya karena dianggap sudah tua namun bersedia menjadi pendamping Joko Widodo untuk mengikuti Pemilu Presiden 2019.
Di hadapan Majelis Dzikir Hubbul Wathon dan Kyai Kampung yang mengikuti acara doa bersama untuk Sulawesi Tengah, Rabu (3/10), Kiai Maruf memberikan jawabannya.
Kata Kiai Ma’ruf, Jokowi tahu bahwa dirinya sudah berumur tua. Begitupun kebanyakan masyarakat. Tetapi, Jokowi tetap mengangkat Ma’ruf sebagai wakilnya.
“Ada yang bilang sudah tua, sudah bau tanah, masih mau jadi cawapres. Saya jadi teringat sebuah cerita,” kata Ma’ruf.
Alkisah, ada seorang yang sudah berumur tua menanam pohon. Aksi itupun mendapat teguran banyak orang. Yang menegur menyatakan, kenapa sudah tua, hidupnya sudah tak lama lagi, tapi tetap menanam pohon. Toh buahnya takkan bisa diambil hasilnya oleh orang tua itu.
“Tapi orang tua itu menjawab. Saya menanam pohon ini bukan untuk saya makan. Tapi untuk generasi berikutnya,” kata Kiai Maruf.
“Begitupun dengan kondisi saya. Saya sudah memakan buah hasil tanaman kakek dan orang tua saya. Maka saya bersedia menjadi wakil presiden karena mau membuat sesuatu bagi generasi yang akan datang,” kata dia.
Ma’ruf bersedia mendampingi Jokowi adalah melihat kualitas dirinya sebagai seorang pemimpin. Kiai Maruf mengatakan, mudah saja bila Jokowi hendak mengangkat calon wakil presiden dari kalangan profesional maupun politisi.
Namun Jokowi justru memilih dirinya sebagai seorang kyai dan santri. “Beliau melihat saya sebagai kyai dan santri. Karena beliau memang sangat mencintai kyai dan santri,” katanya.
“Beliau banyak diberikan isu negatif. Kemarin saya mau foto bareng dengan beliau. Pas mau foto, saya tanya beliau dimana. Ternyata Pak Jokowi lagi salat Ashar. Kaget saya, kalah kyai sama Pak Jokowi. Akhirnya saya tunggu foto dulu baru selesainya saya salat. Kagum saya sama beliau,” imbuhnya. [CHA]