Koran Sulindo – Dua pesawat tempur Amerika Serikat (AS) menyerang Provinsi Deir Ez-Zor dengan menembakkan bom fosfor putih sehingga menyebabkan kebakaran dalam skala besar. Pesawat tempur jenis F-15 tersebut berdasarkan pernyataan militer Rusia, menembakkan bom fosfor putih yang dilarang Konvensi Jenewa ke Kota Hajin pada Sabtu (8/9) kemarin.
Perwira tinggi militer Rusia, Letnan Jenderal Vladimir Savchenko mengatakan, pihaknya mengamati setelah bom fosfor putih itu ditembakkan, maka terjadilah kebakaran dalam skala besar di Kota Hajin. Walau demikian, belum ada informasi mengenai korban jiwa akibat bom fosfor putih itu.
Pejabat Pentagon, Sean Robertson seperti yang dilaporkan RT.com membantah tuduhan tentang serangan dengan bom fosfor putih itu. Pihaknya bahkan belum mendengar apapun tentang bom fosfor putih itu. Terlebih tidak ada satu pun unit militer AS yang dilengkapi dengan amunisi bom fosfor putih di Suriah.
Pelarangan penggunaan bom fosfor putih merujuk kepada Konvensi Jenewa tentang Senjata Konvensional Tertentu pada 1980. Dan AS ikut menandatangani konvensi tersebut. Bahkan ketika konvensi tersebut diperbarui pada 2009, AS ikut menandatanganinya. Akan tetapi, fosfor putih umumnya mengeluarkan asap padat untuk memberi sinyal target dan tidak dilarang berdasarkan konvensi tersebut.
Celah ini kemudian digunakan beberapa negara termasuk AS sehingga tidak heran senjata berbasis fosfor putih bisa ditemui di gudang-gudang senjata AS. Fosfor putih ini berbahaya karena berupa zat beracun yang menyebabkan luka berat, jika diserap kulit, tertelan, atau bahkan terhirup melalui saluran pernapasan.
Saat partikel tersebut bersentuhan kulit, reaksi yang dihasilkan adalah luka bakar termal dan kimia. Fosfor putih memiliki potensi penetrasi dermal dan dapat dengan cepat membakar area tubuh yang terbuka sampai ke bagian tulang. Pemaparan dalam jumlah besar dapat mengakibatkan kematian.
Tuduhan Rusia terhadap AS itu dipicu karena ketegangan kedua negara semakin meningkat di daerah tersebut. Kementerian Pertahanan Rusia berulangkali mengingatkan tentang skenario serangan zat kimia palsu yang dijadikan dasar oleh AS untuk menyerang pemerintah Suriah. Moskwa juga bersiap-siap untuk menghadapi situasi yang terberat dengan mengadakan latihan militer angkatan laut besar-besaran di Laut Mediterania.
Dan pada waktunya, AS juga meningkatkan pasukannya di dekat Suriah, semisal mengirimkan kapal perang yang dilengkapi dengan rudal jelajah yang dekat dengan wilayah pantai Suriah. [KRG]