Koran Sulindo – Terjalinya koalisi Demokrat dengan Gerindra tak lepas dari ambisi Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengamankan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Demikian pendapat Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (31/7).
Meskipun dikatakan tidak ada pembicaraan khusus mengenai posisi cawapres, namun Said meyakini koalisi itu dibentuk untuk mengamankan AHY sebagai Cawapres.
“Koalisi yang disepakati oleh Prabowo dan SBY, saya baca tidak lepas dari tujuan SBY untuk mengamankan AHY sebagai cawapres Prabowo,” kata Said.
Menurutnya, pernyataan Prabowo yang menyebut SBY tidak akan memaksakan AHY menjadi cawapres hanya sekadar fatsun politik.
Hal itu, dilakukan lantaran Prabowo untuk menjaga kehormatan SBY sekaligus menjaga perasaan PAN dan PKS sebagai mitra koalisi Gerindra.
Dirinya menduga jika kedatangan SBY juga untuk ‘menitipkan salam’ kepada Imam Besar FPI, Al Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Shihab, melalui Prabowo.
Menurut Said, bisa dikatakan Prabowo sebagai capres pilihan Habib Rizieq sebagaimana hasil ijtimak Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama agar dapat berbicara dengan Habib Rizieq, dan mau menerima AHY.
“Untuk memuluskan harapannya itulah maka tak heran jika SBY sudah berani mengambil keputusan untuk membangun koalisi, Demokrat dan Gerindra, sambil berkata ‘Prabowo Presiden kita.” kata dia.
Sebelumnya, setelah melakukan pertemuan tertutup kurang lebih selama empat jam Ketua Umum Demokrat SBY dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto tampil di hadapan publik.
Usai pertemuan, SBY menyebut bahwa Prabowo adalah calon presiden yang diusung partainya. “Pak Prabowo adalah capres kita,” kata SBY di kediaman Prabowo.
Seperti diketahui ijtimak ulama merekomendasikan duet Prabowo Subianto dengan Abdul Somad Batubara atau duet Prabowo Subianto-Salim Segaf Al-Jufri. Mereka didapuk ulama untuk maju pada Pilpres 2019.
Namun, penunjukan sebagai calon cawapres itu ditampik Abdul Somad. Melalui akun Instagramnya, @ustadzabdulsomad, ia justru mengunggah poster yang berisi wajah Prabowo Subianto dan Salim Segaf Aljufri.
Dalam poster itu pasangan tersebut disebutnya sebagai ‘DUET MAUT TENTARA-ULAMA Pimpin & Jaga NKRI.’
“Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan ulama, Jawa non-Jawa, nasionalis-religius, plus barokah darah nabi dalam diri Habib Salim,” tulis Abdul Somad.
Seimbang yang disebutnya itu termasuk mencakup Jawa-non-Jawa, nasionalis-religius dan plus barokah darah Nabi dalam diri Habib Salim
Ia justru mengatakan ingin fokus di bidang pendidikan dan dakwah dan tetap berkomunikasi dengan Habib Salim atau Prabowo. Ia menyebutnya tetap ingin mejadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah sahara.
“Setelah Sayyidina Umar bin Khattab wafat, sebagian Sahabat ingin membaiat Abdullah -anak Sayyidina Umar- sebagai pengganti. Beliau menolak lembut, karena bidang pengabdian ada banyak pintu,” tulis Abdul Somad mentamsilkan penolakannya itu.[ SAE/TGU]