Koran Sulindo – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (JakPro), akan membangun fasilitas pengolahan sampah dalam kota (intermediate treatment facility, ITF) menjadi sumber energi. Nilai investasinya mencapai Rp 3 triliun. Lokasinya direncanakan di Sunter, Jakarta Utara, di lahan milik Pemprov DKI Jakarta dengan luas 3,05 hektare.

Konstruksi fasilitas tersebut akan dibangun oleh perusahaan joint venture (JV) JakPro dan perusahaan asal Finlandia, Fortum. “Untuk perusahaan JV sendiri nanti belum dibentuk namanya, namun persentase JV masing-masing JakPro 51 persen dan Fortum 49 persen. Kami memilih Fortum karena merupakan salah satu BUMN yang paling kuat di Finlandia di bidang energi bersih dan solusi perkotaan,” kata Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto di Sunter, Ahad (20/5).

Pembiayaannya akan berasal dari ekuitas perusahaan sebesar 30%, sisanya dari pinjaman. Dari pendanaan ekuitas tersebut, 20%-nya akan berasal dari JakPro dan 80% dari Fortum. Salah satu lembaga yang akan memberikan pinjaman untuk proyek tersebut adalah Bank Dunia (World Bank).

“Selama pembangunan, share-nya itu 20 persen dan 80 persen, setelah itu JakPro itu presentase JV-nya 51 persen. Untuk pembiayaan dari World Bank, saya belum tahu jumlahnya, ya. Yang pasti tidak sampai 50 persen dari total dana pinjaman,” ujar Asep.

Site preparation proyek tersebut direncanakan berlangsung pada Juli 2018 dan peletakan batu pertamanya akan dilakukan pada November 2018. Lama pembangunannya diperkirakan selama tiga tahun, selesai tahun 2021.

Bila telah jadi, ITF akan mengolah hingga 2.200 ton sampah per hari, untuk dijadikan produksi listrik sebesar 35 MW hingga 40 MW. “Distribusinya tetap dilakukan PLN. Dari 35 MW tersebut, sekitar 30 MW diberikan kepada PLN untuk didistribusikan dan 5 MW untuk pembangkitnya, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Sampah, PLTSA, di Sunter ini,” ungkap Asep lagi.

Ditambahkan Asep, menurut instruksi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, harus ada empat fasilitas pengolahan sampah dalam kota yang dibangun, termasuk yang di Sunter. “Jadi, kami harapkan pada 2019 sudah ada empat fasilitas pengolahan sampah dalam kota yang dibangun,” ujarnya.

Total sampah di Jakarta diperkirakan 8.000 hingga 8.500 ton per hari pada tahun 2021. “Ke depannya, kami berharap seluruh sampah tidak ada lagi yang dikirim ke Bantar Gebang, Bekasi,” tutur Asep. [RAF]