Ilustrasi

Koran Sulindo – Pertumbuhan penerimaan pajak dari sektor manufaktur menjadi bukti meningkatnya produktivitas di sektor tersebut. Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan besar dan sedang dalam negeri sedang bertumbuh pada triwulan pertama 2018.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, sektor manufaktur memberikan kontribusi terbesar terhadap penerimaan pajak senilai Rp 103,07 triliun pada Januari hingga April 2018. Penerimaan tersebut tercatat tumbuh dua digit yakni 11,3%.

Sementara, kontribusi penerimaan pajak dari sektor perdagangan mencapai Rp 76,41 triliun, pertambanganRp 28,51 triliun, konstruksi dan real estat senilai Rp 23 triliun. Di samping itu, kontribusi transportasi dan gudang mencapai Rp 14,49 triliun, serta pertanian senilai Rp 7,47 triliun.

Diungkapkan Airlangga, industri pengolahan berperan cukup besar dalam menyumbangkan pajak nonmigas setiap tahunnya. Itu menandakan pelaku industri sektor tersebut sebagai wajib pajak telah patuh memenuhi kewajibannya.

Merujuk kepada data BPS, peningkatan produksi sektor manufaktur pada kuartal pertama naik 0,88% dibandingkan dengan triwulan keempat pada 2017 atau tumbuh sebesar 5,01% dibandingkan dengan tiga bulan pertama 2017.

Sektor yang paling tinggi mengalami pertumbuhan adalah industri mesin dan perlengkapan sebesar 14,98%. Selanjutnya, industri makanan dan minuman yang menempati angka pertumbuhan hingga 12,70%.

Fakta itu, kata Airlangga, menggambarkan daya beli masyarakat terus membaik. Karena itu, industri terus optimistis untuk menggenjot produksi. Pertumbuhan itu juga disebabkan faktor lain seperti meningkatnya indeks manajer pembelian dan kenaikan harga komoditas.

Kementerian Perindustrian mencatat, sektor manufaktur yang kinerjanya di atas PDB nasional antara lain industri logam dasar 9,94%, industri tekstil dan pakaian jadi 7,53%, serta industri alat angkutan 6,33%.

Kementerian Perindustrian, kata Airlangga, juga akan terus mendorong peningkatan ekspor produk manufaktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Adapun produk manufaktur yang diekspor secara langsung ke Amerika Serikat menggunakan kapal kontainer besar.

Sebanyak 32 industri manufaktur dalam negeri mengirimkan lewat kapal besar denga total nilai ekspornya mencapai US$ 11,98 Juta. Produk nonmigas ini meliputi alas kaki sebesar 50%, produk garmen 15%, produk karet, ban, dan turunannya 10%. Juga produk elektronik 10% dan berbagai produk lain seperti kertas, ikan beku, serta suku cadang kendaraan 15%. [KRG]