Koran Sulindo – Kerusuhan yang terjadi di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok ternyata dipicu oleh makanan titipan.
Kerusuhan terjadi di Blok C dan B yang merupakan tempat napi tindak pidana terorisme.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyebut kerusuhan yang terjadi sejak pukul 19.00 WIB, Selasa, (8/5) itu bermula ketika seorang tahanan menanyakan titipan makanan napi dari keluarganya.
“Saat selesai salat Magrib ada napi yang menanyakan titipan makanan napi dari keluarga,” kata Argo dalam keterangannya, Rabu (9/5).
Kepada napi itu petugas menyampaikan bahwa makanan yang dimaksud ada pada petugas lain. Hal itu memicu protes yang kemudian berujung pada keributan.
Beberapa napi memprovokasi napi-napi lain dengan meneriakkan takbir.
Tak hanya berteriak mereka juga sempat membobol pintu dan dinding sel dan menyebar ke ruangan penyidik.
“Ada yang mengarah ke ruangan penyidik dan memukul beberapa anggota penyidik yang sedang BAP tersangka baru,” kata Argo.
Argo menambahkan sampai saat ini identitas pelaku masih dalam penyelidikan.
Kericuhan itu menyebabkan 4 orang polisi mengalami luka di antaranya Iptu Sulastri, Brigadir Haris, Briptu Hadi Nata, dan Bripda Rahmadan. Mereka dirujuk ke RS Brimob Bhayangkara.
Situasi di Mako Brimob masih belum kondusif. Petugas masih berjaga di sekitar wilayah Mako Brimob karena narapidana masih tidak mau menyerah.
Polisi juga terlihat masih berjaga-jaga baik di dalam maupun di luar Mako Brimob tersebut. Masyarakat dan wartawan dilarang untuk mendekat di area Mako Brimob.
Mereka juga menutup Jalan Komjen M. Yasin yang terletak di depan Mako Brimob tersebut dan mengalihkan arus lalu lintas ke Jalan Tugu Cimanggis Depok.
Pengalihan arus lalu lintas tersebut membuat Jalan Tugu Cimanggis mengalami kemacetan parah.
Sebelumnya, menurut Amaq News Agency yang selama ini menjadi outlet ISIS mengklaim peristiwa itu sebagai bentrok sengit antara pejuang mereka dengan polisi anti-teror Indonesia.
“Bentrokan sengit terjadi antara para militan ISIS dan elemen-elemen anti-teror di dalam penjara di Depok, di bagian selatan Jakarta,” tulis Amaq, yang disebarluaskan melalui aplikasi Telegram, seperti dikutip situs kelompok intelijen SITE, Selasa (8/5).
Sementara itu di media sosial beredar berbagai foto dan video termasuk di Twitter yang menulis “tahanan Anshar Daulah Islamiyyah berhasil merebut senjata dari pasukan Brimob. Menewaskan beberapa personil Brimob.”
Pesan serupa juga mengklaim para napi teroris berhasil merebut senjata dari gudang penyimpanan.
Postingan itu juga menggambarkan mereka yang terluka akibat kerusuhan itu. Saat ini akun-akun media sosial tersebut menghilang dan tidak bisa lagi diakses.
Klaim ISIS berada di belakang kericuhan di Mako Brimob tersebut dibantah Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal.
“Saya lihat tahap demi tahap, proses demi proses, bahwa apa yang diklaim si A, si B, dari luar dan lain-lain, itu sama sekali tidak benar,” kata Iqbal di Mako Brimob.
Iqbal lebih lanjut memastikan pengamanan tetap dilakukan sesuai dengan SOP.
“Kami terus menyampaikan proses-proses pendekatan persuasif kepada tahanan karena ini napi teroris jadi kita harus mempunyai strategi khusus,” kata Iqbal. (TGU)