Koran Sulindo – Sebuah serangan rudal yang diduga dilakukan oleh Amerika Serikat menghantam sebuah pangkalan udara di Suriah Tengah, Senin (9/4).

Setidaknya 14 orang dilaporkan tewas termasuk beberapa orang berwarga negara Iran.

Televisi Suriah menyebut serangan rudal menghantam lapangan terbang T-4 di Provinsi Homs dekat kota tua Palmyra.

Mengutip dari sumber-sumber militer, telivisi itu menyebut sistem pertahanan udara setidaknya berhasil merontokkan delapan rudal yang mengincar pangkalan tersebut.

“Pertahanan Udara Suriah menghancurkan beberapa rudal yang menyerang pangkalan udara T-4. Misil jatuh di sekitar lapangan terbang, ”kata Sputnik mengutip sumber itu.

Sementara itu sumber-sumber lokal juga menyebut serangan tak mengakibatkan kerusakan signifikan di pangkalan. Namun, jumlah korban tetap tidak jelas.

Para analis sependapat di pangkalan tersebut terdapat banyak personel dan aset tempur Rusia dan secara rutin menjadi basis penyerangan wilayah-wilayah pemberontak.

“Sebuah agresi dilakukan di pangkalan udara T-4 yang kemungkinan besar dilakukan oleh Amerika,”  kata televisi pemerintah dalam sebuah berita singkat.

Tuduhan itu dibantah Pentagon dan menyebut bukan mereka yang melakukan serangan itu.

“Pada saat ini, Departemen Pertahanan tidak melakukan serangan udara apapun di Suriah,” kata Pentagon kepada Reuters dalam sebuah pernyataan.

“Namun, kami terus memantau situasi dan mendukung upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk menahan mereka yang menggunakan senjata kimia di Suriah.”

Jika bukan AS pelakunya, satu-satunya kemungkinan serangan dilakukan oleh Israel.

Ditanya tentang ledakan itu, juru bicara militer Israel menolak untuk berkomentar.

Namun, sebuah video muncul secara online menunjukkan sebuah jet tempur tak dikenal melintas di wilayah udara Lebanon sebelum serangan. Menimbang bahwa IDF sering menggunakan wilayah udara Libanon untuk meluncurkan rudal ke target di dalam Suriah, Israel jelas menjadi tersangka utama serangan rudal itu.

Selain AS, hanya Israel yang dalam berbagai kesempatan melakukan serangan di wilayah Suriah baik itu berupa konvoi pasukan atau markas milisi Iran yang berperang bersama pasukan Presiden Suriah  Bashar Assad .

Bulan Februari,  Israel menyerang pangkalan udara T-4 menyusul jatuhnya  jet tempur F-16 Israel. Jet-jet tempur itu mengincar baterai rudal pertahanan Suriah dan pusat kendali drone dan sistem komunikasi Iran di Suriah.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan ada “harga yang akan dibayar Suriah” setelah kelompok relawan melaporkan bahwa puluhan warga sipil, termasuk banyak anak-anak dan perempuan terbunuh oleh gas beracun di kota yang dikuasai pemberontak.

Tahun lalu AS pernah meluncurkan rudal jelajah dengan menyasar pangkalan udara Suriah sebagai tanggapan atas terbunuhnya warga sipil akibat senjata kimia.

Serangan itu disalahkan pada Assad yang secara kategoris membantah semua tuduhan, sementara Rusia menyebut laporan itu palsu.

Hari ini Dewan Keamanan PBB berencana mengadakan pertemuan darurat untuk membahas serangan kimia.(TGU)