Koran Sulindo – Panglima tempur itu tiap hari menelpon semua anak buahnya di wilayah yang berjarak sekitar 500 km-an dari Jakarta itu. Ia menggunakan seluruh sumber daya PDIPerjuanganyang tersedia di Jawa Tengah. Ia juga berweang mengkomando seluruh pengurus DPP, DPD, dan DPC. Para pengurus DPP dan DPD menjadi komandan tempur yang langsung turun menggarap wilayah basis.PDIP juga mewajibkan bakal calon legislatif DPR RI, DPRD Jateng dan DPRD di 35 kabupaten kota untuk bergerak.
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jateng pada 2013 itu adalah tugas pertama Puan Maharani sebagai pimpinan di Pilkada. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sedang menggemblengputrinya itu.
“Ketua Umum dalam sebuah rapat tertutup bilang begini ‘Puan itu anak perempuan tunggal saya, tentu saja saya sayang. Tapi kalau sampai kalah, tak sembelih,” kata Ganjar Pranowo.
Ganjar (dan Heru Sudjatmoko) yang disung PDIP akhirnya menang telak, mengalahkan salah satunya petahana gubernur, Bibit Waluyo.
Dalam Pilkada 2018 tahun ini, Ganjar kembali diusung untuk periode 5 tahun ke depan. Jateng adalah kandang Banteng sejak Pilkada mulai bergulir pascareformasi. PDIP selalu memenangkan Pilkada dan DPRD Jateng sejak 1998. Pada pemilihan 1998 dan 2003, PDIP mengusung Gubernur Mardiyanto dan Ali Muzif. Pada 2008, PDIP sukses memenangkan pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih.
Mboten Ngapusi
Politisi lulusan Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta ini mengusung slogan ‘Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi‘ pada Pilkada 2013 dan menang dengan total raihan 48,82% suara. Sosok yang masih tampak muda walaupun seluruh rambutnya putih ini mencanangkan ‘Agenda 18’ yang isinya prioritas pembangunan dan pembenahan birokrasi.
Ia juga tak segan menggunakan media sosial Twitter, dan aktif menyapa warga dan mendengar keluh-kesah warga lewat akunnya, @ganjarpranowo. Akun ini dipegangnya, bukan operator atau admin.
Ia juga dikenal suka blusukan seperti Presiden Joko Widodo. Dan sama seperti Jokowi, juga menggemari musik rock dan heavy metal, seperti Dream Theaterdan Led Zeppelin. Ia pernah terpergok menonton konser Metallica di Jakarta, bersama istrinya, Siti Atikoh Supriyanti, cucu KH Hisyam A Karim, seorang ulama NU terpandang di Purbalingga.
Ganjar adalah satu-satunya Gubernur Jateng yang latar belakangnya bukan militer. Sebelumnya, semua gubernur di sana berpangkat jenderal, sejak Soepardjo Rustam, HM Ismail, Soewardi, H Madiyanto, hingga Bibit.
Lulus dari UGM pada 1995, Ganjar merantau ke Jakarta dan berguru langsung pada Megawati, Sutarjo Suryoguritno, dan politisi PDIP lainnya.Setelah peristiwa 27 Juli 1996 ia malah makin mantap bergabung dengan PDI Megawati.
Bersama Cornelis Lay dan teman-teman dari GMNI, Ganjar ikut menyusun kurikulum awal sampai lahirnya PDI Perjuangan (PDIP). Bersama tim, Ganjar juga ikut mengasistensi pembentukan PDIP di daerah.
Setelah terpilih menjadi anggota DPR dalam pemilu 2009, tiba-tiba pintu terbuka untuk lompat menjadi eksekutif. Ia dicalonkan menjadi calon Gubernur Jateng oleh Olly Dondokambey (saat ini Gubernur Sulawesi Utara). Dari sinilah cerita di awal tulisan ini bermula.
Menjadi gubernur adalah hal baru baginya saat itu, tapi pengalaman sejak menjadi mahasiswa dan berpartai mengajarinya cepat belajar. Juga cepat memberi arti baru pada politik dan kekuasaan.
“Politik praktis yang saya pahami adalah ketika rakyat menemukan masalah, ke mana mereka harus melapor? Buat saya itu politik. Ketika jalan di desa rusak dan rakyat tidak tahu ke mana harus melapor, itu politik,” katanya.
Berdasarkan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jateng, jumlah kota dan kabupaten yang dimenangi PDIP dalam Pemilu dan Pilkada sejak reformasi lalu, sebesar 43 persen, adalah kantong-kantong yang selama lima tahun terakhir terbukti merupakan basis PDIP. Ditambah kinerjanya sebagai lurah Jateng selama 5 tahun terakhir, nampaknya Ganjar di gerbang kemenangan. [DAS]