Koran Sulindo – Pemerintah menerbitkan maklumat pelayaran agar semua pihak mewaspadai kemungkinan cuaca buruk dan gelombang tinggi di sebagian wilayah perairan Indonesia. Maklumat itu berlaku untuk tujuh hari ke depan.
Dalam maklumat itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo memerintahkan agar seluruh syahbandar melakukan pemantauan cuaca setiap hari sekaligus menyebarluaskan informasi kepada semua pengguna jasa pelayaran.
“Jika kondisi cuaca membahayakan keselamatan kapal, syahbandar harus menunda penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) sampai kondisi cuaca benar-benar aman,” kata Agus dalam keterangan persnya, Kamis (30/11).
Tak cuma memerintakan para syahbandar waspada, seluruh operator kapal termasuk nakhoda diwajibkan memantau kondisi cuaca minimal enam jam sebelum kapal berlayar dan menyerahkan laporan saat mengajukan SPB. Nahkoda juga diharuskan membuat laporan hasil pengamatan cuaca kepada Stasiun Radio Pantai (SROP) terdekat dan dicatat dalam log-book.
Kapal juga diwajibkan berlindung di tempat aman dan melapor kepada syahbandar dan SROP jika selama pelayaran menghadapi cuaca ekstrem. Jika terjadi kecelakaan di laut maka Kepala SROP dan nakhoda harus segera berkoordinasi dengan Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) dan Kepala Distrik Navigasi setempat.
Maklumat tersebut diterbitkan berdasar pantau Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi tanggal 27 November hingga 3 Desember 2017 bakal terjadi cuaca ekstrem yang memicu gelombang tinggi.
BMKG mendeteksi pelemahan Badai Cempaka di selatan Jawa dan bergerak ke arah Barat Daya menjauhi perairan Indonesia. Namun Badai Cempaka masih meninggalkan pengaruh seperti hujan intensitas sedang hingga lebat di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Lombok.
Badai Cempaka juga memicu gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter di perairan Samudera Indonesia.
Selain pelemahan Badai Cempaka, BMKG pada Rabu (29/11) pukul 19.00 mendeteksi bibit siklon tropis di barat daya Bengkulu bernama Badai Dahlia yang terus mengalami penguatan. Badai Dahlia berada sekitar 470 km sebelah selatan Bengkulu dengan pergerakkan ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia.
Siklon ini memicu peningkatan hujan lebat, gelombang tinggi, angin kencang, dan potensi petir di beberapa wilayah Indonesia. BMKG mengingatkan Badai Dahlia tak hanya memicu hujan lebat di pesisir barat Bengkulu hingga Lampung, namun juga menjangkau wilayah Banten bagian selatan, DKI Jakarta, sampai Jawa Barat bagian selatan.
BMKG menyebut Badai Dahlia bakal memicu gelombang maksimum di perairan selatan Jawa Barat hingga mencapai ketinggian 6-7 meter.
Khusus di wilayah Sumatera sisa-sisa Badai Dahlia akan bertemu dengan Badai Eddy dari Laut China Selatan yang sedang bergerak menyebrang Semenanjung Malaysia menuju Selat Malaka. Pertemuan itu diprediksi bakal membuat wilayah perairan Aceh mengalami gelombang tinggi. Pertemuan kedua badai itu juga bakal memicu angin kencang bahkan puting beliung di beberapa wilayah utara Aceh. [TGU]