Sumber : web FLORA INDONESIA

Tanaman liar atau yang sering dianggap sebagai gulma, biasanya dianggap sebagai pengganggu dalam dunia pertanian dan perkebunan karena dapat menghambat pertumbuhan tanaman utama. Namun, siapa sangka, di balik gelarnya sebagai “pengganggu,” sejumlah tanaman liar ini menyimpan keajaiban sebagai sumber obat alami yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.

1. Anting-Anting (Acalypha indica L.)

Anting-anting, juga dikenal dengan sebutan lelantang atau kucing galak, adalah tanaman liar dari famili Euphorbiaceae. Meskipun tumbuh secara liar, tanaman ini memiliki potensi sebagai obat alami. Anting-anting telah lama dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit seperti disentri, diare, gangguan pencernaan, muntah darah, berak darah, kencing darah, dan mimisan. Selain itu, tanaman ini juga memiliki sifat anti-radang dan dapat menghentikan pendarahan.

2. Babadotan (Ageratum conyzoides L.)

Babadotan, atau yang dikenal sebagai wedusan, adalah tanaman liar dari famili Asteraceae. Tanaman ini digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi demam, malaria, sakit tenggorokan, radang paru, dan radang telinga tengah. Babadotan juga memiliki kandungan senyawa aktif seperti alkaloid, saponin, flavonoid, anthraquinone, terpen, steroid, tannin, dan phenol.

3. Ciplukan (Physalis peruviana L.)

Ciplukan, atau Physalis peruviana, adalah buah yang tumbuh secara liar di wilayah tropis. Tanaman ini memiliki sejumlah manfaat kesehatan, termasuk pengobatan diabetes mellitus, penyakit paru-paru, ayan, dan berbagai penyakit kulit lainnya. Semua bagian dari tanaman ciplukan, mulai dari daun, batang, bunga, hingga akarnya, dapat dimanfaatkan sebagai obat.

4. Kitolod (Hippobroma longifora)

Kitolod, atau Hippobroma longifora, merupakan tanaman liar dengan berbagai manfaat. Mengandung zat seperti alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol, kitolod digunakan sebagai obat mata, sakit gigi, penyembuhan luka, obat asma, dan obat radang tenggorokan. Meskipun demikian, perlu hati-hati dalam pengolahannya karena getah kitolod mengandung racun dalam dosis rendah.

5. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)

Rumput teki, meskipun sulit dikendalikan dan sering tumbuh di lahan budidaya, memiliki sejumlah manfaat. Umbi tanaman ini digunakan untuk mengobati kencing batu, memperbaiki siklus menstruasi, menyembuhkan penyakit kulit, memperlancar buang air besar, merangsang produksi ASI, menurunkan demam, dan mengobati keputihan. Rumput teki juga efektif sebagai pengusir nyamuk.

6. Sambiloto (Andrographis paniculata)

Sambiloto, juga dikenal sebagai Paitan, adalah tanaman dengan rasa pahit yang mengandung zat aktif bernama andrografolida. Tanaman ini memiliki sifat antiradang, antibakteri, dan antivirus. Sambiloto telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel, dan berbagai penyakit lainnya.

7. Suruhan (Peperomia pellucida)

Daun suruhan atau tumpang air memiliki sifat antibiotik, analgesik, antiinflamasi, dan diuretik. Tanaman ini dapat digunakan sebagai obat herbal pereda pegal linu, nyeri tubuh, sakit kepala, pencegahan kanker, penyakit ginjal, katarak, dan infeksi mata.

Meskipun memiliki potensi sebagai obat alami, perlu diingat bahwa sebelum mengonsumsinya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Pemanfaatan tanaman liar sebagai obat menunjukkan bahwa kekayaan alam dapat menjadi sumber kesehatan yang tak terbatas, asalkan dimanfaatkan dengan bijak dan sesuai dengan petunjuk medis yang tepat. [UN]