Sebuah tim ilmuwan di atas kapal penelitian Falkor milik Schmidt Ocean Institute merekam seekor cumi-cumi kolosal muda berenang pelan di laut dekat Kepulauan Sandwich Selatan pada kedalaman sekitar 1.968 kaki (600 meter).
Melansir dari Live Science, cumi-cumi kolosal yang terekam berukuran tidak terlalu besar, panjangnya 11,8 inci (30 sentimeter). Ini berarti hewan tersebut masih bayi, dengan tentakel kecilnya menjuntai di belakangnya.
Ini adalah kemunculan kedua sejak hewan tersebut pertama ditemukan pada tahun 1924-1925.
“Menyenangkan sekali melihat rekaman in situ pertama dari cumi-cumi kolosal muda dan merendahkan hati saat menyadari bahwa mereka tidak tahu manusia itu ada,” kata Kat Bolstad, peneliti cumi-cumi di Universitas Teknologi Auckland di Selandia Baru.
“Selama 100 tahun, kami terutama menjumpai mereka sebagai mangsa yang tersisa di perut paus dan burung laut dan sebagai predator toothfish”.
Sebuah studi terbaru oleh Remeslo, Yakushev dan Laptikhovsky mengungkapkan bahwa cumi-cumi kolosal memangsa ikan toothfish Antartika (Dissostichus mawsoni).
Cumi-cumi kolosal (Mesonychoteuthis hamiltoni) berukuran lebih besar daripada cumi-cumi raksasa (Architeuthis dux) yang terkenal. Cumi-cumi kolosal dianggap sebagai invertebrata terbesar di Bumi, dengan panjang hingga 46 kaki (14 m) dan berat mencapai 1.100 pon (500 kg).
Cumi-cumi kolosal juga memiliki mata terbesar dari semua hewan yang diketahui, yang dapat berukuran hingga 11 inci (27 cm) atau kira-kira seukuran bola sepak.
Makhluk aneh ini hidup jauh di bawah perairan Antartika di Samudra Selatan, tetapi dapat ditemukan hingga ke perairan selatan Selandia Baru. Mereka hidup semakin dalam seiring bertambahnya usia.
Cumi-cumi kolosal termuda dan terkecil ditemukan hingga kedalaman sekitar 1.640 kaki (500 m), cumi-cumi remaja hidup antara 1.600 dan 6.600 kaki (500 hingga 2.000 m), dan cumi-cumi dewasa hidup lebih dalam lagi.
Tahun ini menandai 100 tahun sejak cumi-cumi kolosal diidentifikasi dan diberi nama secara resmi. Dalam seabad sejak saat itu, sangat sedikit yang pernah terlihat. Spesies ini pertama kali terungkap setelah dua lengannya ditemukan di dalam perut paus sperma selama musim dingin tahun 1924-1925.
Video baru yang direkam bulan lalu merupakan pengamatan langsung pertama di habitat aslinya.
Cumi-cumi kolosal dewasa yang sekarat pernah difilmkan oleh para nelayan, dan spesimen lengkap pertama ditangkap pada tahun 2007 oleh sebuah kapal penangkap ikan di dekat Antartika.
Sebagian besar pengetahuan tentang cumi-cumi kolosal dan gaya hidupnya berasal dari paruh yang ditemukan di perut paus sperma. Hingga tahun 2015, hanya 12 spesimen lengkap yang pernah ditemukan, dan sekitar setengahnya masih muda.
Tim ilmuwan yang merekam cumi-cumi kolosal di tahun ini juga pernah memfilmkan cumi-cumi kaca glasial (Galiteuthis glacialis) untuk pertama kalinya pada bulan Januari selama ekspedisi Falkor.
“Penampakan pertama dari dua cumi-cumi berbeda pada ekspedisi berturut-turut ini sangat luar biasa dan menunjukkan betapa sedikitnya kita telah melihat penghuni Samudra Selatan yang luar biasa ini,” kata Jyotika Virmani, direktur eksekutif Schmidt Ocean Institute.
“Momen-momen yang tak terlupakan ini terus mengingatkan kita bahwa lautan penuh dengan misteri yang belum terpecahkan”. [BP]