Setiap tanggal 5 Juli, dunia merayakan Hari Bulu Tangkis Sedunia (World Badminton Day) sebuah momen khusus yang didedikasikan untuk merayakan dan mempromosikan olahraga bulu tangkis secara global.
Di balik perayaan yang penuh semangat ini, tersimpan sejarah panjang dan menarik yang membentang dari peradaban kuno hingga menjadi salah satu cabang olahraga paling kompetitif dan populer di dunia.
Awal Mula Perayaan dan Sejarah Organisasi Global
Dilansir dari laman resmi Badminton World Federation (BWF), Hari Bulu Tangkis Sedunia diperingati setiap tanggal 5 Juli untuk mengenang pendirian Federasi Bulu Tangkis Internasional (International Badminton Federation/IBF), organisasi yang kemudian dikenal sebagai BWF. Federasi ini resmi berdiri pada 5 Juli 1934, dan sejak saat itu menjadi badan pengatur utama olahraga bulu tangkis dunia.
Namun meskipun BWF telah berdiri sejak lebih dari delapan dekade lalu, perayaan perdana Hari Bulu Tangkis Sedunia baru dimulai pada 5 Juli 2022. Oleh karena itu, tahun 2025 akan menjadi peringatan yang keempat sejak pertama kali diperingati.
Perayaan ini tidak hanya berlangsung dalam bentuk pertandingan, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan inovatif dan edukatif yang ditujukan untuk menarik lebih banyak masyarakat, khususnya generasi muda, agar mencintai bulu tangkis.
Akar Sejarah Kuno: Dari Jianzi hingga Battledore
Sejarah bulu tangkis jauh melampaui pendirian federasi internasionalnya. Menurut sejumlah catatan sejarah yang dikutip dari laman Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Depok, asal-usul permainan ini dapat ditelusuri hingga lebih dari 2000 tahun lalu, dengan jejak yang ditemukan di Mesir Kuno, India, dan Republik Rakyat Tiongkok.
Salah satu nenek moyang permainan bulu tangkis adalah Jianzi, sebuah permainan tradisional Tiongkok yang melibatkan kok, namun tanpa menggunakan raket.
Dalam Jianzi, pemain menggunakan kaki untuk menjaga kok agar tetap melayang di udara selama mungkin, tanpa menyentuh tanah. Tujuannya hampir serupa dengan bulu tangkis: mempertahankan kok di udara, hanya saja teknik dan alatnya berbeda.
Sementara itu, di Eropa, khususnya di Inggris pada zaman pertengahan, terdapat permainan anak-anak yang disebut Battledores and Shuttlecocks.
Anak-anak akan menggunakan dayung kecil (battledore) untuk memukul kok bersama-sama agar tetap melayang di udara. Permainan ini sangat populer sehingga menjadi pemandangan umum di jalan-jalan London, seperti yang tergambarkan dalam kartun majalah Punch pada tahun 1854.
Olahraga bulu tangkis modern mulai berkembang pada abad ke-19, saat tentara Britania di Pune, India, mulai memainkan permainan ini secara kompetitif dengan menambahkan jaring dan sistem permainan dua pihak. Karena permainan ini berkembang di kota Pune (dahulu dikenal sebagai Poona), nama awal olahraga ini juga dikenal dengan sebutan “Poona”.
Para tentara Inggris kemudian membawa permainan ini kembali ke tanah air pada 1850-an. Di Inggris, permainan ini diperkenalkan secara lebih luas melalui pamflet berjudul “Badminton Battledore – a new game” oleh Isaac Spratt pada tahun 1860.
Pamflet ini menggambarkan permainan yang dimainkan di Badminton House, yaitu kediaman Duke of Beaufort di Gloucestershire, Inggris. Dari situlah nama “badminton” mulai digunakan untuk merujuk pada olahraga ini.
Penetapan Aturan dan Lahirnya Kejuaraan Internasional
Langkah besar dalam formalitas olahraga ini terjadi pada tahun 1877, ketika Klub Badminton Bath di Inggris menulis peraturan pertama untuk permainan bulu tangkis. Kemudian pada tahun 1893, Asosiasi Bulu Tangkis Inggris resmi didirikan.
Kejuaraan internasional pertama pun digelar pada 1899, yaitu All England Championships, yang hingga kini masih menjadi salah satu turnamen paling bergengsi di dunia bulu tangkis.
Seiring waktu, bulu tangkis menyebar luas ke berbagai belahan dunia, terutama ke wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara. Negara-negara seperti Indonesia, Tiongkok, Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan menjadi kekuatan utama dalam olahraga ini, mendominasi kejuaraan dunia dan ajang Olimpiade. Bahkan hingga kini, para pemain dari kawasan ini sering kali menduduki peringkat tertinggi dunia.
Tak hanya di Asia, bulu tangkis juga mendapat tempat tersendiri di negara-negara Skandinavia, seperti Denmark, yang telah lama menjadi kekuatan bulu tangkis Eropa dan dunia.
Hal ini menunjukkan bahwa bulu tangkis telah menjadi olahraga lintas budaya dan bangsa, yang mengedepankan kecepatan, strategi, ketangkasan, dan sportivitas.
Makna Hari Bulu Tangkis Sedunia
Perayaan Hari Bulu Tangkis Sedunia tidak hanya bertujuan untuk mengenang sejarah panjang olahraga ini, tetapi juga untuk mempromosikan nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya, seperti kerja sama tim, kedisiplinan, dan semangat kompetisi yang sehat.
Badminton World Federation (BWF) menggagas hari ini sebagai momentum global untuk menginspirasi lebih banyak orang dari berbagai usia, latar belakang, dan kemampuan agar aktif bermain bulu tangkis.
Dari jalanan kota kuno di Mesir hingga istana Badminton House di Inggris, dari permainan tradisional Jianzi hingga pertandingan internasional kelas dunia, bulu tangkis telah melewati perjalanan yang panjang dan mengesankan.
Kini, dengan hadirnya Hari Bulu Tangkis Sedunia setiap 5 Juli, dunia tidak hanya mengenang sejarah gemilang olahraga ini, tetapi juga turut merayakan semangat dan nilai-nilai yang dikandungnya.
Tahun 2025 akan menjadi peringatan keempat sejak Hari Bulu Tangkis Sedunia resmi dirayakan secara global. Momentum ini diharapkan dapat semakin memperluas jangkauan olahraga bulu tangkis, menginspirasi generasi baru atlet, serta mempererat persatuan antarbangsa melalui semangat olahraga yang membumi dan menyatukan. [UN]