Hari Peringatan Holocaust Internasional (International Holocaust Remembrance Day) menandai keberhasilan Tentara Merah Soviet dalam membebaskan Kamp Konsentrasi Auschwitz dan Birkenau di Polandia pada tanggal 27 Januari 1945.
Auschwitz adalah kamp terbesar yang didirikan oleh Nazi Jerman di dekat Krakow, Polandia. Kompleks kamp ini mencakup tiga kamp besar, yaitu Auschwitz I, Auschwitz II (Birkenau), dan Auschwitz III (Monowitz). Lebih dari satu juta orang kehilangan nyawa di Auschwitz selama Perang Dunia 2.
Pendahuluan
Pada musim panas 1944, kamar gas dan krematorium di Auschwitz-Birkenau beroperasi pada kapasitas maksimum, dikutip dari The National WWII Museum. Selama musim semi itu, Tentara Merah telah maju ke Front Timur dan mendorong pasukan Jerman keluar dari wilayah Soviet.
Saat Tentara Merah bergerak ke arah barat, anggota SS yang menjalankan kamp dan ghetto di front Timur berlomba untuk mengevakuasi tahanan. Saat Operasi Bagration dimulai pada bulan Juni 1944, pasukan Soviet mulai maju lebih jauh ke barat, mengancam pasukan Jerman dan kamp-kamp di Polandia Timur. Kemudian pada bulan Juli 1944, pasukan Soviet menyerbu kamp Majdanek dan membebaskan tahanannya.
Pembebasan kamp Majdanek menimbulkan ketakutan di antara para anggota SS di kamp Auschwitz. Jika Auschwitz ditemukan utuh, lengkap dengan semua dokumennya, para anggota SS mungkin akan diadili atas kejahatan perang. Jika para tahanan ditemukan hidup, mereka mungkin bersaksi melawan SS atau membalas dendam dengan kekerasan.
Maka, satu-satunya hal yang dapat dilakukan adalah menghancurkan semua bukti yang ada.
Likuidasi Auschwitz
Beberapa bulan sebelum kedatangan Tentara Merah, pihak Auschwitz mengevakuasi ribuan tahanannya dengan mengikuti rencana SS. Dari bulan Agustus 1944 hingga pertengahan Januari 1945, sekitar 65 ribu orang dievakuasi, dikutip dari situs Auschwitz-Birkenau. Di antara mereka ada orang Polandia, Rusia, dan Ceko, dengan total sekitar 15 ribu orang.
Pada paruh kedua tahun 1944, otoritas SS berjuang menghancurkan berkas tahanan dan formulir pendaftaran yang sudah kedaluwarsa, dan mulai membakar daftar nama orang-orang Yahudi yang dideportasi ke Auschwitz. Tindakan ini disebut likuidasi kamp.
Pada bulan September, Oktober, dan November 1944, SS membunuh beberapa tahanan Yahudi yang ditugaskan ke Sonderkommando, yang mengoperasikan krematorium dan kamar gas, karena mereka adalah saksi mata langsung dari rencana pemusnahan. SS lalu menghancurkan Krematorium IV pada akhir tahun 1944.
Atas perintah dari Reichsführer SS Heinrich Himmler, anggota SS bersiap membongkar Krematorium II dan III, lalu mengangkut sebagian besar instalasi teknis di kamar gas dan ruang tungku ke kedalaman Reich. Kemudian mereka meledakkan kedua krematorium itu pada 20 Januari 1945. Krematorium V dan kamar gasnya tetap dalam kondisi beroperasi penuh hingga paruh kedua Januari 1945.
Pada 23 Januari, anggota SS membongkar kompleks gudang Kanada II dan mengambil barang-barang berharga untuk dikirim ke Jerman. Setelahnya, mereka membakar gudang-gudang tersebut. Tiga hari kemudian, mereka meledakkan Krematorium V.
Hampir 9 ribu tahanan yang tertinggal di Kamp Utama (Stammlager, Auschwitz I), Birkenau (Auschwitz II), dan sub-kamp Auschwitz, sebagian besar sakit dan kelelahan parah sehingga dianggap tidak layak untuk evakuasi. SS berniat melikuidasi semua atau hampir semua dari mereka..
Selagi pembongkaran krematorium dan gudang berlangsung, sekitar 56 kolom tahanan berjalan kaki meninggalkan Auschwitz dari tanggal 17 dan 21 Januari, di bawah pengawasan langsung SS. Sebagian besar dari mereka mengarah ke barat melalui Silesia Hulu dan Hilir. Dan pada tanggal 23 Januari, lebih dari 2.000 tahanan lainnya dievakuasi dengan cara yang sama.
Kolom-kolom evakuasi seharusnya hanya terdiri dari orang-orang sehat yang mampu menyelesaikan perjalanan hingga seratus kilometer. Dalam praktiknya, tahanan yang sakit dan kelelahan juga mengajukan diri untuk dievakuasi, karena mereka khawatir orang-orang yang tertinggal akan dilikuidasi. Tahanan di bawah umur, yaitu anak-anak Yahudi dan Polandia, ikut berbaris bersama orang dewasa.
Di sepanjang rute, anggota SS menembak tahanan yang mencoba melarikan diri dan mereka yang terlalu lelah untuk berjalan. Sebagai akibatnya, ribuan mayat berjejer di sepanjang rute evakuasi. Diperkirakan tidak kurang dari 9.000 dan mungkin sebanyak 15.000 tahanan Auschwitz meninggal selama evakuasi.
Pembebasan Auschwitz
Pada tanggal 26 Januari, saat Tentara Merah berbaris menuju gerbang Auschwitz, beberapa anggota SS yang masih berada di kamp sibuk meledakkan krematorium terakhir. Selama masa kritis ini, ratusan tahanan meninggal karena kelaparan, penyakit, dan kelelahan. Mereka yang masih hidup mengais-ngais makanan dan pakaian, serta saling menjaga satu sama lain. Para dokter dan perawat mengobati sejumlah tahanan dengan persediaan medis yang terbatas.
Pada 27 Januari 1945, Tentara Merah Soviet (Front Ukraina Pertama) memasuki Oświęcim dan Brzezinka, lalu terlibat dalam baku tembak dengan pasukan Wehrmacht dan anggota SS. Dan akhirnya, Angkatan Darat ke-60 dari Front Ukraina Pertama muncul di tanah sub-kamp Monowitz pagi itu. Mereka membebaskan Kamp Utama Auschwitz dan Birkenau sekitar pukul 3 sore.
Para tahanan menyambut tentara Soviet sebagai pembebas sejati. Pasukan ini dianggap sebagai perwakilan formal dari totalitarianisme Stalinis yang dikirim untuk membebaskan korban-korban totalitarianisme Nazi.
Sekitar 7 ribu tahanan lain menunggu pembebasan di Kamp Utama, Birkenau, dan Monowitz. Tentara Soviet lalu membebaskan sekitar 500 tahanan sebelum atau segera setelah 27 Januari di sub-kamp di Stara Kuźnia, Blachownia Śląska, Świętochłowice, Wesoła, Libiąż, Jawiszowice, dan Jaworzno.
Selama pembebasan Auschwitz, tentara Soviet menyaksikan langsung semua kengerian yang ada. Mereka menemukan mayat sekitar 600 tahanan di Kamp Utama dan Birkenau. Para tahanan yang masih hidup tampak seperti kerangka hidup, duduk atau berbaring di sekitar kamp.
Beberapa tahanan yang masih bisa berjalan membawa tentara Soviet berkeliling kamp dan menceritakan apa yang terjadi di Auschwitz. Komite Negara menggali parit besar yang dipenuhi mayat, tulang, dan abu (yang dijual sebagai pupuk seharga lima mark per pon oleh Nazi).
Di lokasi kamp utama, yang memiliki barak bata dan pipa ledeng, militer Soviet dan Palang Merah Polandia mendirikan rumah sakit lapangan untuk merawat 4.500 tahanan. Para dokter dan perawat menghadapi sejumlah tantangan. Contohnya, para pasien bersembunyi ketika hendak dimandikan, karena mereka mengaitkan kata “mandi” dengan kamar gas. Pasien yang lain menyembunyikan roti di bawah kasur mereka karena tidak percaya bahwa mereka akan diberi lebih banyak makanan di setiap waktu makan. Setelah beberapa waktu, orang-orang yang bertahan hidup pergi dari lokasi untuk mencari rumah. [BP]