Peta Belarus. (Istimewa)

Setiap tanggal 3 Juli, rakyat Belarus merayakan tonggak penting dalam perjalanan bangsa mereka yaitu Hari Kemerdekaan. Lebih dari sekadar hari libur federal, momen ini menjadi simbol kuat dari kedaulatan, identitas nasional, serta refleksi sejarah yang panjang dan kompleks.

Parade militer, upacara kenegaraan yang khidmat, hingga pesta rakyat dan kembang api di malam hari mewarnai perayaan yang menyatukan seluruh warga negara dalam semangat kebangsaan.

Kemerdekaan yang Datang Sebelum Kejatuhan Uni Soviet
Belarus, yang secara resmi dikenal sebagai Republik Belarus, merupakan negara di Eropa Timur yang terkurung daratan. Ia berbatasan langsung dengan Rusia, Ukraina, Polandia, Lithuania, dan Latvia. Sebelum menjadi negara merdeka, Belarus merupakan bagian dari Uni Soviet, tepatnya republik terkecil di antara tiga republik Slavia utama bersama Ukraina dan Rusia.

Yang menarik, Belarus menjadi satu-satunya negara yang menyatakan kemerdekaan dari Uni Soviet sebelum blok tersebut benar-benar runtuh pada akhir tahun 1991.

Melalui Deklarasi Kedaulatan Negara Republik Sosialis Soviet Belarus, negara ini mengukuhkan diri sebagai entitas berdaulat. Deklarasi ini kemudian menjadi dasar dari Hari Kemerdekaan yang diperingati setiap 3 Juli.

Meski kemerdekaan secara resmi diperoleh pada tahun 1991, jejak perjuangan rakyat Belarus jauh lebih panjang. Pada masa Perang Dunia II, Belarus mengalami kehancuran akibat invasi Nazi.

Kota-kota luluh lantak, jutaan nyawa melayang, namun semangat membangun negara tetap menyala. Setelah bebas dari Nazi, Belarus menjadi salah satu anggota pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa, menandai posisinya di panggung internasional.

Sejarah Panjang dan Warisan Budaya yang Kuat

Sejak ribuan tahun lalu, wilayah Belarus telah menjadi rumah bagi peradaban-peradaban awal. Dari bangsa Baltik yang hidup berdampingan dengan suku-suku Slavia, hingga kejayaan Kievan Rus dan kekuasaan Persemakmuran Polandia-Lithuania, Belarus selalu berada di jantung persilangan budaya dan politik. Pada masa Kekaisaran Rusia di bawah Catherine yang Agung, wilayah ini mengalami upaya Rusifikasi yang menekan budaya lokal.

Belarus pernah mencoba mendirikan negara merdeka pada masa Perang Dunia II, namun usaha tersebut gagal. Setelah perang, wilayah ini menjadi bagian dari Soviet kembali, hingga akhirnya kemerdekaan berhasil dicapai di awal dekade 1990-an.

Sejak saat itu, Belarus terus berupaya merumuskan identitas nasionalnya, yang terkadang masih dibayangi oleh hubungan politik dan ekonomi yang erat dengan Rusia.

Setiap tahun, Hari Kemerdekaan Belarus dirayakan secara besar-besaran di seluruh negeri. Di ibu kota Minsk, parade militer diselenggarakan dengan skala megah, dipimpin langsung oleh Presiden Belarus.

Kendaraan tempur, pasukan elite, hingga pertunjukan udara menjadi bagian dari rangkaian upacara yang menunjukkan kekuatan dan kedaulatan negara.

Masyarakat dari berbagai latar belakang turut ambil bagian dalam festival rakyat, konser budaya, pameran tradisional, dan pertunjukan seni. Rasa bangga menjadi bangsa Belarus terpancar dalam setiap perayaan yang berlangsung hingga malam hari, yang ditutup dengan pertunjukan kembang api spektakuler.

Meski menghadapi dinamika politik yang tak selalu mudah, Hari Kemerdekaan tetap menjadi simbol penyatuan nasional dan momentum untuk memperkuat rasa cinta tanah air.

10 Fakta Unik Negara Belarus

Berikut adalah 10 fakta unik tentang Belarus di kutip dari laman Fun World Facts:

1. Negara yang Terkurung Daratan di Eropa Timur

Belarus merupakan negara yang tidak memiliki garis pantai dan terletak di kawasan Eropa Timur. Negara ini dikelilingi oleh lima negara tetangga, yaitu Rusia di sebelah timur, Ukraina di selatan, Polandia di barat, serta Lithuania dan Latvia di bagian utara. Letaknya yang strategis menjadikan Belarus sebagai jembatan geografis dan budaya antara Eropa Barat dan Timur.

2. Bahasa Resmi dan Penggunaan Bahasa Belarusia

Negara ini memiliki dua bahasa resmi, yaitu bahasa Belarusia dan bahasa Rusia. Meskipun kedua bahasa diakui secara legal, mayoritas penduduk—lebih dari 85%—menggunakan bahasa Belarusia dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti sekitar 7 juta orang penutur bahasa Belarusia yang turut menjaga kelestarian bahasa nasional tersebut, meskipun pengaruh bahasa Rusia tetap kuat dalam kehidupan sosial dan media.

3. Mayoritas Penduduk Beragama Kristen Ortodoks

Masyarakat Belarus cukup religius, dengan agama Kristen sebagai keyakinan utama yang dianut. Sekitar tiga perempat dari total populasi memeluk Kristen Ortodoks, yang merupakan cabang terbesar dari agama Kristen di wilayah Slavia Timur. Hanya sekitar 7,8% dari populasi yang menyatakan tidak menganut agama apa pun, menjadikan Belarus sebagai salah satu negara dengan tingkat religiositas yang tinggi di kawasan Eropa.

4. Dijuluki “Paru-Paru Eropa” karena Luasnya Hutan

Sekitar 40% wilayah Belarus ditutupi oleh kawasan hutan, menjadikannya salah satu negara paling hijau di Eropa. Di antara kawasan hutan tersebut terdapat Hutan Białowieża, yang merupakan salah satu hutan purba terakhir dan terbesar di Eropa. Hutan ini juga telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Terletak di perbatasan dengan Polandia, hutan ini menjadi rumah bagi bison Eropa dan berbagai spesies langka lainnya.

5. Negara dengan Topografi yang Relatif Datar

Secara geografis, Belarus adalah negara yang sangat datar. Titik tertingginya adalah Bukit Dzyarzhynskaya, yang memiliki ketinggian hanya 345 meter atau sekitar 1.132 kaki. Ketinggian rata-rata seluruh wilayah Belarus hanya sekitar 160 meter (525 kaki). Sebagai perbandingan, angka ini hanya lebih tinggi sekitar 9 meter dari tinggi Patung Liberty di Amerika Serikat. Kondisi geografis ini menjadikan Belarus sebagai negara yang relatif mudah dijelajahi.

6. Salah Satu Wilayah Awal Pemukiman Bangsa Slavia

Belarus merupakan salah satu tempat pertama yang dihuni oleh bangsa Slavia. Kelompok Slavia pertama mulai menetap di wilayah Belarus antara abad ke-6 hingga ke-8 Masehi. Dari wilayah ini, bangsa Slavia kemudian menyebar ke berbagai kawasan lain di Eropa, termasuk Rusia, Ukraina, Polandia, Republik Ceko, Slovakia, Bulgaria, Serbia, Kroasia, Bosnia & Herzegovina, Slovenia, Montenegro, dan Makedonia.

7. Kemerdekaan dari Uni Soviet pada Tahun 1991

Belarus secara resmi memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun 1991, bersamaan dengan negara-negara bekas republik Soviet lainnya. Namun, perbedaan mencoloknya terletak pada kenyataan bahwa Belarus mendeklarasikan kedaulatannya sebelum Uni Soviet resmi bubar. Sejak saat itu, negara ini mengalami dinamika politik yang berkelanjutan, termasuk perdebatan tentang identitas nasional, kedaulatan, dan hubungan politik-ekonomi dengan Rusia.

8. Peninggalan Zaman Batu dan Praktik Pengorbanan Manusia

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa Belarus telah dihuni sejak Zaman Batu. Penemuan-penemuan dari penggalian arkeologi mengungkapkan bahwa masyarakat Belarusia awal memiliki kepercayaan spiritual yang sangat kuat, bahkan sampai melakukan praktik pengorbanan manusia. Mereka meyakini bahwa persembahan manusia dapat menenangkan dewa atau roh tertentu, mencerminkan kompleksitas kepercayaan kuno di wilayah tersebut.

9. Situs Pemakaman Kuno dengan Rusa dan Manusia

Selain pengorbanan manusia, ditemukan pula situs pemakaman kuno yang menunjukkan adanya rusa yang dikuburkan bersama manusia. Temuan ini mengindikasikan bahwa hewan-hewan tersebut memiliki makna spiritual yang tinggi dalam kepercayaan masyarakat Belarusia kuno. Rusa kemungkinan dianggap sebagai hewan suci atau simbol penghubung antara dunia manusia dan dunia spiritual, menunjukkan betapa eratnya hubungan manusia dengan alam dalam budaya awal Belarus.

10. Legenda Harta Napoleon yang Tersembunyi di Belarus

Belarus memiliki reputasi sebagai salah satu negara di Eropa dengan jumlah harta terpendam terbanyak akibat sering menjadi medan perang sepanjang sejarah. Salah satu legenda paling menarik adalah tentang harta Napoleon. Dikatakan bahwa sekitar 80 ton emas milik Napoleon Bonaparte mungkin tersembunyi di dekat Rudnya, sebuah wilayah di Belarus. Kisah ini menarik perhatian para pemburu harta karun, meskipun keberadaan emas tersebut belum pernah terbukti secara pasti.

Dengan sejarah panjang, lanskap alam yang mengagumkan, dan budaya yang terus berkembang, Belarus bukan hanya negara yang merayakan kemerdekaannya—tetapi juga terus merumuskan identitasnya di tengah dinamika zaman. [UN]