Zeus duduk di tahtanya ditemani oleh dewa Hermes dan dewi Athena. (Wikibooks)

Jika Anda pernah membaca kisah-kisah dewa dalam mitologi Yunani, nama Zeus pasti bukan sesuatu yang asing. Ia muncul di banyak cerita, disebut dengan penuh wibawa, dan digambarkan sebagai raja dari segala dewa. Namun, menjadi penguasa langit bukanlah takdir yang datang begitu saja. Zeus harus merebutnya dari ayahnya sendiri.

Lahir dari Tipu Muslihat

Menurut laman Mythology.net, Zeus lahir dari pasangan Cronus dan Rhea, sepasang dewa Titan yang bertahta sebelum era para dewa Olimpus. Tapi ayahnya punya ketakutan yang besar yaitu sebuah ramalan mengatakan bahwa salah satu anaknya kelak akan menggulingkannya. Maka, setiap kali Rhea melahirkan, Cronus menelan anaknya bulat-bulat.

Namun, saat Zeus lahir, Rhea tak tahan lagi. Ia menipu Cronus dengan membungkus batu dan memberikannya sebagai ganti sang bayi. Cronus pun menelan batu itu, percaya bahwa ia telah menelan putra terakhirnya. Sementara itu, bayi Zeus disembunyikan dan dibesarkan jauh dari pengawasan sang ayah.

Siapa yang membesarkannya? Tak ada satu versi yang pasti. Ada yang bilang ia diasuh oleh seekor kambing ajaib bernama Amalthea, dibantu para prajurit yang menari dan beradu tombak untuk menutupi tangis sang bayi. Ada juga yang menyebut bahwa nimfa Melissa menyuapinya madu dan susu. Bahkan ada versi yang menggambarkan bayi Zeus digantung di pohon di antara langit, bumi, dan laut agar tidak bisa ditemukan oleh Cronus.

Ketika dewasa, Zeus tahu waktunya telah tiba. Ia menantang ayahnya dan memaksanya memuntahkan kembali anak-anak yang telah ditelan: Hestia, Demeter, Hera, Hades, dan Poseidon. Bersama saudara-saudaranya, Zeus memimpin perang besar melawan para Titan, yang disebut Titanomachy. Dengan bantuan makhluk-makhluk purba seperti Cyclops dan Hecatonchires, mereka memenangkan peperangan.

Sebagai tanda terima kasih, para Cyclops memberikan Zeus senjata mematikan: petir. Ia mengurung para Titan di Tartarus dan memaksa Atlas, salah satu yang selamat, untuk memanggul langit sebagai hukuman abadi.

Lalu, dunia pun dibagi, Zeus memerintah langit dan udara, Poseidon mendapat lautan, dan Hades memegang kuasa atas dunia bawah.

Keturunan Zeus

Zeus bukan hanya raja para dewa. Ia juga adalah ayah dari banyak sekali keturunan. Mitologi menyebutkan bahwa ia memiliki lebih dari 90 anak, dari berbagai pasangan seperti dewi, manusia, hingga nimfa. Beberapa dari anak-anak ini menjadi tokoh penting dalam mitologi Yunani, bahkan dalam kisah-kisah heroik yang masih kita kenal hingga kini.

1. Ares

Ares adalah dewa perang, putra kandung Zeus dan Hera. Ia bukan dewa yang dicintai banyak orang, sifatnya keras, brutal, dan haus darah. Namun, Ares tetap menjadi representasi penting dalam aspek kehidupan Yunani yaitu peperangan.

2. Athena

Tak ada kisah kelahiran yang lebih aneh dan ikonik daripada Athena. Ia lahir bukan dari rahim ibunya, tapi dari kepala ayahnya sendiri. Ketika Metis, ibu Athena, hamil, Zeus menelannya hidup-hidup karena takut ramalan yang menyebut anak mereka akan menyainginya. Beberapa bulan kemudian, Zeus mengeluh sakit kepala hebat. Ketika kepalanya dibelah oleh Hephaestus, keluar Athena dewasa, bersenjata lengkap, dan siap berperang. Athena menjadi dewi kebijaksanaan, keadilan, dan strategi. Ia adalah anak kesayangan Zeus.

3. Herakles (Hercules)

Herakles adalah anak Zeus dengan seorang wanita fana bernama Alcmene. Kekuatan luar biasa dan keberanian membuat Herakles menjadi pahlawan legendaris, tetapi hidupnya tidak pernah tenang. Hera, istri Zeus, sangat membencinya karena ia adalah bukti nyata perselingkuhan sang suami. Hera mengutuknya dengan kegilaan, hingga Herakles membunuh anak-anaknya sendiri. Sebagai penebusan, ia menjalani dua belas tugas mustahil, yang menjadikannya simbol kekuatan dan penebusan.

4. Apollo dan Artemis

Leto, seorang dewi Titan, melahirkan anak kembar dari Zeus yaitu Apollo dan Artemis. Namun, karena cemburu, Hera membuat Leto tak bisa menemukan tempat aman untuk melahirkan. Zeus lalu mengubah Leto menjadi burung, dan ia akhirnya melahirkan di Pulau Delos. Artemis lahir lebih dulu dan membantu kelahiran saudaranya. Artemis menjadi dewi perburuan dan pelindung perempuan muda. Apollo menjadi dewa musik, matahari, puisi, dan pengobatan, mereka menjadi dua dewa yang sangat penting dalam kehidupan spiritual orang Yunani.

5. Dionysus

Dari hubungannya dengan Semele, seorang manusia, Zeus memiliki Dionysus. Namun, Semele terbakar oleh cahaya ilahi Zeus ketika ia meminta sang dewa memperlihatkan wujud aslinya. Untuk menyelamatkan anak yang belum lahir, Zeus menjahit janin Dionysus di pahanya hingga waktunya lahir. Dionysus tumbuh menjadi dewa anggur, pesta, dan ekstasi, mewakili sisi kehidupan yang penuh gairah dan kebebasan.

6. Perseus

Perseus lahir dari hubungan Zeus dengan Danaë. Zeus mendatanginya dalam bentuk hujan emas sebagai simbol kesuburan dan keajaiban. Perseus kelak menjadi pahlawan yang memenggal kepala Medusa dan menyelamatkan Andromeda, serta menjadi salah satu pendiri dinasti besar di mitologi Yunani.

7. Helen dan Pollux

Helen yang cantik dan abadi serta saudaranya Pollux adalah anak-anak Zeus dari Leda. Dalam mitosnya, Zeus berubah menjadi angsa untuk mendekati Leda. Helen kelak menjadi tokoh kunci dalam Perang Troya, dikenal sebagai “wajah yang meluncurkan seribu kapal”.

Dalam seni, Zeus digambarkan sebagai pria dewasa berjanggut, berwajah tegas dan penuh wibawa. Ia sering memegang petir dan perisai Aegis. Elang menjadi lambangnya, hewan yang terbang tinggi di langit, tempat kekuasaan Zeus berada. Banteng melambangkan kekuatan dan maskulinitasnya, sementara pohon ek, meski lebih jarang disebut, tetap menjadi simbol ketahanan dan umur panjangnya.

Zeus adalah sosok kompleks, sebagai raja, ayah, pencinta, dan kadang pemarah. Ia dihormati, ditakuti, dan dipuja dalam berbagai bentuk. Lewat mitos-mitosnya, ia bukan hanya penguasa langit, tapi juga penguasa cerita, seorang tokoh yang muncul di awal, di tengah, dan di akhir banyak kisah Yunani. Dan hingga hari ini, namanya tetap menggema, dari buku hingga layar, dari patung hingga langit-langit kuil kuno. [UN]