Zelenskyy mengonfirmasi bahwa Erdogan telah menyatakan kesiapan penuh untuk menjadi tuan rumah perundingan Rusia-Ukraina. (Sumber: @V_Zelenskiy_official)
Zelenskyy mengonfirmasi bahwa Erdogan telah menyatakan kesiapan penuh untuk menjadi tuan rumah perundingan Rusia-Ukraina. (Sumber: @V_Zelenskiy_official)

Jakarta – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kembali menuntut Rusia untuk menghadiri pembicaraan di Turki pada Kamis (15/05/2025).

Hingga kini, Moskow belum menanggapi panggilan tersebut. Zelenskyy menyebut itu sebagai hal yang aneh.

“Moskow tetap bungkam sepanjang hari mengenai usulan pertemuan langsung. Keheningan yang sangat aneh,” katanya pada Selasa (13/05/2025), setelah berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Sebelumnya, pada Senin (12/05/2025), Zelenskyy menyatakan ingin bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin secara pribadi.

“Saya akan berada di Turki Kamis ini, 15 Mei, dan saya berharap Putin juga akan datang ke Turki. Secara pribadi. Dan saya berharap kali ini, Putin tidak akan mencari-cari alasan mengapa dia “tidak bisa” datang.”

Akankah Putin Datang?

Mengutip dari The Moscow Times, Kremlin sejauh ini menolak mengatakan apakah sang pemimpin Rusia siap untuk pertemuan tatap muka dengan Zelenskyy.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Selasa bahwa delegasi Rusia akan diumumkan “segera setelah presiden menganggapnya perlu.”

Ini mengindikasikan Putin kemungkinan tidak akan menghadiri pembicaraan dengan Ukraina di Turki.

Ketidakhadiran Putin akan bertentangan dengan pernyataannya pada Minggu (11/05/2025): “Kami mengusulkan untuk memulai tanpa penundaan pada hari Kamis mendatang, 15 Mei, di Istanbul, tempat di mana pembicaraan sebelumnya telah dilaksanakan dan diganggu.”

Zelenskyy ingin merundingkan gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari dalam perundingan di Turki.

Ia menuntut partisipasi Rusia karena “Putin adalah orang yang menentukan segalanya di Rusia, jadi dialah yang harus menyelesaikan perang.”

Menanggapi diamnya Putin, Zelenskyy berkata dalam konferensi pers, “Kami ingin menyepakati di awal hingga akhir perang. Dia (Putin) takut berunding langsung dengan saya,” dikutip dari Reuters. [BP]