Wilayah Pegunungan Rusuh, Papua Nugini Umumkan Keadaan Darurat

Koran Sulindo – Perdana Menterti Papua Nugini Peter O’Neill memberlakukan keadaan darurat di wilayah Dataran Tinggi Selatan, Papua Nugini menyusul pembakaran sebuah pesawat penumpang dan rumah gubernur di wilayah itu.

Selain membekukan pemerintahan provinsi, Pemerintah juga mengirimkan pasukan bersenjata ke Mendi, ibu kota wilayah provinsi itu.

Keadaan darurat akan berlaku selama 9 bulan ke depan.

Dalam pernyataannya yang disiarkan televisi nasional, O’Neill menyebut pemerintah pusat tengah berusaha keras memulihkan ketertiban di provinsi itu.

“Tidak ada orang yang posisinya di atas hokum dan semua yang terlibat akan menghadapi kekuatan penuh hokum dan tanggung jawab atas kejahatan yang mereka lakukan,” kata O’Neill seperti dilansir AFP.

“Tindakan orang-orang yang sembrono merusak properti di Mendi telah membuat jijik bangsa,” kata O`Neill.

“Polisi akan menyelidiki setiap penghasut, dan setiap orang yang terlibat dalam kerusuhan.”

Bertindak sebagai administrator di wilayah itu, O’Neill menunjuk seorang mantan polisi Thomas Eluh.

Kekerasan acap terjadi di wilayah pedalaman terpencil di negara kaya sumber daya itu, tempat di mana perselisihan suku dan tanah terus menerus menjadi beban politik daerah-daerah.

Kerumunan bersenjata, yang marah atas kegagalan pengadilan bertindak adil terhadap pemilihan gubernur.

Pengadilan membatalkan petisi terhadap pemilihan Gubernur William Powi di tahun 2017 yang dicurigai terlibat korupsi.

Massa yang marah itu membakar pesawat terbang, menjarah gudang dan membakar gedung di Mendi.

Menurut keterangan para saksi, sebuah pesawat Dash 8 yang akan meninggalkan kota Mendi pada Kamis (14/6) dihentikan dan dibakar.

Menurut kesaksian Direktur Keperawatan Rumah Sakit Mendi, Anna Anda, para pendukung calon yang kalah terpicu kemarahannya setelah keputusan pengadilan tentang pemilu sampai ke telinga mereka.

“Mereka mengamuk dan membakar semuanya, bahkan Air Niugini,” katanya.

Pejabat di maskapai Air Nugini membenarkan bahwa salah satu pesawatnya telah dirusak.

Pesawat tersebut adalah miliki A Link anak perusahaan Air Nugini.

“Pesawat mengalami kerusakan ketika perusuh menyerbu tarmak, dan National Airports Corporation juga telah menutup bandara,” sebut pernyataan itu.

Media Loop di Papua Nugini melaporkan bahwaLebih dari 200 tentara Pasukan Pertahanan Papua Nugini akan diterbangkan ke Kota Mount Hagen pada Sabtu sebelum melakukan perjalanan ke Mendi.

“Penjarah menggeledah gudang pasokan bantuan gempa selama kerusuhan Mendi,” kata Barclay Tenza, juru bicara bencana provinsi.

“Mereka mengambil semua bahan makanan,” katanya melalui telepon dari Port Moresby, Ibu Kota Papua Nugini seperti dikutip Antara.(TGU)