Di tengah belantara cerita rakyat Jepang yang kaya akan makhluk-makhluk mistis dan kisah supranatural, ada satu nama yang mungkin di telinga orang Jepang sudah tidak asing yaitu Hachishakusama.
Sosok yang misterius ini bukan sekadar legenda biasa. Ia adalah simbol ketakutan yang menjelma dalam wujud wanita setinggi delapan kaki atau sekitar dua meter lebih. Bukan hanya tinggi badannya yang tak biasa, tetapi juga aura gelap yang menyertainya, membuat namanya dikenang sebagai salah satu urban legend paling menyeramkan di Negeri Sakura.
Raut yang Tak Pernah Jelas
Bayangkan seorang wanita tinggi menjulang, mengenakan gaun putih panjang seperti kain kafan. Wajahnya tak pernah terlihat jelas entah tertutup rambut panjang yang menjuntai, atau tersamar di balik bayangan topi lebar yang senantiasa dipakainya. Tapi bukan itu yang paling menakutkan. Hachishakusama dikenal dari suaranya—sebuah bisikan lirih, hanya satu suku kata, “Po…”
Sekilas terdengar tidak berbahaya. Namun bagi anak-anak yang mendengarnya, suara itu bisa jadi panggilan terakhir yang pernah mereka dengar. Banyak kisah menyebutkan, setelah bisikan itu terdengar, korban akan mengalami mimpi buruk, berperilaku aneh, bahkan menghilang tanpa jejak.
Mengutip laman Mythlok, legenda ini menyasar sisi paling rentan dari manusia khususnya anak-anak. Dalam banyak versi ceritanya, Hachishakusama tidak muncul tiba-tiba sebagai sosok asing. Ia bisa menyamar menjadi siapa saja—wajah yang dikenal dan dicintai si anak. Dengan suara lembut dan daya tarik yang hipnotis, ia mendekat perlahan. Lalu, dalam keheningan yang mencekam, korban terjebak dalam jaring kegelapan yang sulit dijelaskan.
Tidak ada asal-usul pasti mengenai makhluk ini. Tidak seperti Yuki-onna yang berselimut salju atau Kuchisake-onna dengan kisah dendamnya, Hachishakusama hadir begitu saja tanpa latar, tanpa nama, tanpa alasan. Ia seperti bayangan yang muncul dari kekosongan, hidup dari ketakutan manusia terhadap yang tidak dikenal.
Lebih dari Sekadar Hantu
Dalam kisah-kisah yang berkembang, Hachishakusama bukan hanya menakutkan karena penampilannya. Ia diyakini memiliki kekuatan supranatural yang membuatnya mustahil dihindari.
Ia bisa berubah bentuk, meniru suara, bahkan menghapus ingatan. Beberapa yang selamat dari pertemuan dengannya, jika ada sering kali tidak bisa mengingat detail apa pun, hanya perasaan mencekam yang membekas lama.
Konon, ia juga memiliki kecepatan di luar nalar manusia. Dalam satu cerita, ia bisa berpindah tempat dalam sekejap. Dalam cerita lain, ia menunggu dengan sabar di sudut-sudut rumah, mendekat perlahan sambil mengucap: Po… Po…
Meski kisahnya tergolong baru dibanding legenda klasik Jepang, Hachishakusama dengan cepat meraih popularitas berkat internet. Forum-forum horor, cerita berantai, dan blog penggemar kisah supranatural ikut menyebarkan namanya ke seluruh dunia. Ia muncul dalam manga, film pendek, game, bahkan cosplay di konvensi horor.
Tak sedikit pula festival rakyat yang menjadikannya bagian dari pertunjukan teatrikal, sebuah bukti bahwa cerita ini telah menyeberang dari dunia maya ke panggung kehidupan nyata. Dari kisah yang awalnya beredar secara lisan, Hachishakusama kini telah menjadi bagian dari budaya pop horor modern Jepang.
Apa yang membuat Hachishakusama bertahan dalam imajinasi kolektif? Mungkin karena ia tidak memiliki bentuk pasti, tidak punya masa lalu yang bisa dipelajari, dan tidak tunduk pada logika manusia. Ia seperti cerminan ketakutan manusia terhadap yang tak terlihat, sesuatu yang hadir dalam sunyi, mendekat dalam diam, dan mengambil tanpa alasan.
Hachishakusama bukan sekadar sosok menyeramkan. Ia adalah metafora dari kekosongan, dari kehilangan yang tak bisa dijelaskan, dari bahaya yang tak bisa diprediksi. Dan selama manusia masih menyukai kisah misteri dan kegelapan, selama masih ada bisikan samar di malam hari, legenda Hachishakusama akan terus hidup. [UN]