Koran Sulindo – Salah satu visi misi Prabowo Subinto sebagai calon presiden dianggap masih sebatas angan-angan. Niatnya untuk menghapus paham ekonomi liberal menjadi paham ekonomi kerakyatan dianggap hanya sebatas propaganda.
Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP, Eva Kusuma Sundari menyebut tuduhan itu tidaklah berdasar dan menyedihkan.
“Itu propaganda, menyedihkan, pak Jokowi sudah membuktikan! Yang mengkritik masih angan-angan,” kata Eva kepada wartawan, Selasa (7/8).
Presiden Jokowi, kata Eva, adalah ‘Soekarnois’ yang dibuktikan dengan penerapan Pancasila dan Trisakti dalam berbagai kebijakan Jokowi. Dicontohkan, penamaan Laut Natuna dan divestasi saham PT. Freeport Indonesia (PTFI).
“Basis ideologi Pancasila dan strategi Trisakti bukan sekadar cita-cita,” kata Eva.
Lebih lanjut Eva menambahkan, kedaulatan politik saat ini tengah diwujudkan. Bahkan, upaya berdikari di bidang ekonomi sudah mulai dirintis sementara kedaulatan politik juga tengah diwujudkan.
“Kedaulatan politik sedang diwujudkan, berdikari di bidang ekonomi sudah mulai dirintis dengan nguatin Pertamina mengelola tambang-tambang dalam negeri,” kata Eva.
Salah satu contoh paling nyata adalah kebijakan harga sama untuk BBM dan semen di Papua adalah untuk mewujudkan sila ke-5 yang menohok jantung neolib yang harusnya mengikuti harga pasar.
Sebelumnya, anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade mengatakan, Prabowo Subianto memiliki visi misi untuk Indonesia. Saat ini, visi misi itu sedang terus digodok. Namun, secara garis besar visi misi itu akan difokuskan pada perbaikan ekonomi.
“Intinya membangun ekonomi kerakyatan, bagaimana pemerintah ke depan berpihak kepada rakyat pembangunan ekonominya,” kata Andre Rosiade kepada wartawan, hari ini.
Untuk namanya sendiri, kata dia, visi misi Prabowo itu belum memilikinya. Namun yang pasti, sesegera mungkin Prabowo dan koalisi menamakan visi misi yang sebelumnya ia sebut berfokus di sektor ekonomi.
Ia menegaskan, ekonomi yang akan dibangun Prabowo berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 sekaligus menaruh perhatian pada utang negara, tenaga kerja asing, dan ketimpangan ekonomi.
Visi misi itu, Andre mengatakan, dirumuskan oleh empat sekretaris jenderal dan tim dari partai-partai yang selama ini aktif menjajaki koalisi dengan Gerindra, yakni Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Partai Demokrat.
Ia menyebut visi misi itu akan disampaikan kepada publik secara rinci saat deklarasi Prabowo dan calon wakil presidennya. “Bukan ekonomi neolib yang terindikasi dibawa pemerintah sekarang.” [SAE/TGU]