Koran Sulindo – Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin menanggapi enteng rencana pengumuman kabinet bayangan Prabowo Subianto. Alasannya, semua lembaga survei yang kredibel menempatkan elektabilitas Jokowi-KH Ma’ruf jauh di atas Prabowo-Sandi.
“Apalagi umumkan kabinet bayangan dalam situasi tertekan tidak pas secara momentum, dan juga tidak mudah mencari tokoh hebat. Mengapa? Yang mau dipasang masuk dalam kabinet bayangan pasti mikir-mikir, karena selain peluangnya menipis, namanya hanya dipakai sebagai alat dongkrak popularitas Prabowo, dan itu belum tentu berhasil,” kata Sekretaris TKN, Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Sabtu (16/2/2019).
Hasto malah meminta kubu Prabowo-Sandi untuk segera mengumumkan nama-nama itu secara resmi. Ia pun mempersilakan Prabowo untuk mengumumkan dalam minggu-minggu ini.
“Pasti nama-nama yang masuk tidak terlepas dari loyalis mereka seperti Fadli Zon, Ratna Sarumpaet, Achmad Dani, Neno Warisman,” sindir Hasto.
Sementara nama-nama yang memiliki kompetensi tinggi akan berpikir seribu kali sebelum namanya dimasukkan.
Menurut Hasto, Gagasan membuat kabinet bayangan itu seperti prematur, tidak memahami skala prioritas.
“Orang Jawa bilang “ngege mongso”, atau jangan tergesa-gesa mengharapkan yang belum tentu terjadi,” katanya.
Menurut Hasto, hal tersebut berbeda dengan Jokowi. Selain memahami berbagai persoalan bangsa, dan bagaimana Indonesia ke depan.
“Ini menjadikan Pak Jokowi sangat memahami bagaimana struktur dan komposisi kabinet kerja ke depan,” ujar Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu.
Jokowi saat ini melakukan scanning dan profiling atas putra-putri terbaik bangsa yang nantinya akan menjalankan tugas sebagai pembantu presiden.
“Scanning dan profiling itu jauh lebih penting, bersifat tertutup, teliti, dan sesuai skala prioritas kebutuhan. Semua direkam dengan baik, dan masih banyak waktu. Menangkan pilpres dulu dan bangun koalisi yang kuat dan efektif, agar pemerintahan Pak Jokowi- Ma’ruf Amin ke depan jauh lebih kuat karena dukungan rakyat dan dukungan parkemen di atas 67%,” kata Hasto. [CHA]