Tak pelak, apa yang dilakukan Jokowi telah membuat iri hati dan marahnya pihak Barat, polisi dunia, dan kaum neo-kolonialisme-imperialisme (nekolim). Karena itu, tidak terlalu mengejutkan kalau tiba-tiba muncul penggiringan opini lewat media, terutama media sosial di internet, untuk membangkitkan kebencian masyarakat kepada Tiongkok.
Bagi mereka yang memahami media pasti dengan cepat menyadari bahwa serangan media yang bertubi-tubi itu, terutama di media sosial internet, adalah hasil rekayasa dari pihak-pihak tertentu yang berkepentingan, termasuk menggunakan cyber army, sebagaimana sudah lazim dilakukan di belahan dunia sana.
Kita bisa kaitkan soal ini juga dengan kasus Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang meledak dan diopinikan sedemikian rupa di media sosial internet. Untuk mereka yang mengerti, jelas, ini bukan soal Ahok. Jutaan orang “diturunkan”, dengan biaya yang tidak terbatas, pasti bertujuan lebih jauh, apakah itu untuk menekan agar kebijakan ekonomi negara berubah, mengguncang kepemimpinan nasional, mengganggu ideologi negara, atau bahkan menghancurkan NKRI.
Kepada Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, yang didukung penuh oleh PDI Perjuangan, jangan kecil hati. Jalankan terus program-program ekonomi Anda. Bina terus hubungan dengan Tiongkok, dengan Rusia, dengan Vietnam, dengan Iran, tanpa perlu merasa takut, sebagaimana dulu dilakukan Bung Karno, Pemimpin Besar Revolusi, Presiden Pertama Republik Indonesia. Salut buat Anda, Jokowi. Maju terus, pantang mundur. Kami berdiri di belakang Anda. Konstitusi kita menganut paham bebas-aktif dalam hubungan dengan negara lain. Kita tidak boleh ikut blok mana pun, baik blok Barat maupun blok komunis (kalau masih ada), tapi kita harus aktif menggalang kekuatan anti-neokolonialisme-imperialisme yang mengisap negara-negara baru yang masih lemah, bodoh (?), dan miskin struktural. [Emir Moeis, Pendiri/Pemimpin Umum Koran Suluh Indonesia]