Koran Sulindo – Menjujung tinggi azas demokrasi yang dianut bangsa Indonesia, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Mar’ruf Amin menghormati penyelenggaraan Ijtimak Ulama II yang tengah di gelar.
Menurut Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto pelaksanaan Ijtimak Ulama II tersebut bisa dianggap sebagai wujud kebebasan berserikat dan berkumpul yang keberadaannya dijamin konstitusi.
Meski begitu, TKN juga menyampaikan penghormatan kepada para ulama yang justru memilih Ma’ruf Amin sebagai calon wapres mendampingi Joko Widodo.
“Kalau kita lihat kiai Ma’ruf adalah sosok pengayom sekaligus sosok ulama yang begitu dihormati,” kata Hasto di Jakarta, Minggu (16/9).
Bagi Hasto, ulama adalah sosok yang harus dihormati, penuh kebijaksanaan, dan membawa harapan bagi masyarakat. Selain itu ulama juga harus mengupayakan peningkatan kualitas kehidupan berdasarkan moralitas dan etika yang baik.
“Dengan hadirnya kiai Ma’ruf sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi Pak Jokowi, ini menunjukkan keindonesiaan kita, kebersamaan kita, antara kekuatan nasionalis dan agamis, bersama dan bersatu untuk Indonesia Raya,” kata Hasto.
Seperti diketahui, hari ini ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menggelar Ijtimak Ulama II yang dalam keputusannya kembali mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk maju dalam Pilpres 2019.
Tak hanya mendukung GNPH juga menyodorkan pakta integritas kepada Prabowo untuk disepakatati.
Ketua GNPH Ulama Yusuf Muhammad Martak menyebut pakta tersebut sudah disetujui dan ditandatangani Prabowo Subianto.
Ia menyebut proses penandatanganan pakta tersebut juga disaksikan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Sekjen Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon dan para peserta Ijtimak Ulama II.
Yufuf menambahkan menindaklanjuti hasil ijtimak ulama, GNPF Ulama dari tingkat pusat hingga daerah akan mulai mengkonsolidasikan tim untuk mulai menggarap pemenangan Prabowo-Sandi.
“Insya Allah kita akan sama-sama, semua ulama, pusat dan daerah dengan tulus ikhlas memenangkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno,” kata Sandi.
Seperti diketahui, pada ijtimak sebelumnya para ulama yang tergabung dalam GNPF Ulama merekomendasikan duet Prabowo Subianto dengan Abdul Somad Batubara atau duet Prabowo Subianto-Salim Segaf Al-Jufri.
Namun, penunjukan tersebut belakangan ditampik Abdul Somad meski mengaku sangat menghormati keputusan para ulama tersebut.
“Doakan Ustaz Somad istiqomah jadi ustaz sampai mati, bahwa ada para ulama ijtimak, kiai-kiai, santri-santri, lebih seribu orang memberikan rekomendasi kita hormati,” kata Abdul Somad.
Di sisi lain, sementara dinamika politik berkembang dari hari ke hari, Prabowo Subianto pada akhirnya justru memilih Sandiaga Uno sebagai calon wakil presidennya serta mengesampingkan Salim Segaf Al-Jufri yang direkomendasikan ulama GNPF.
Di saat yang sama justru pesaing Prabowo yakni Joko Widodo justru memilih Mar’ruf Amin sebagai calon wakil presiden. Seperti diketahui Ma’ruf Amin adalah salah satu ulama yang meneken pendapat dan sikap keagamaan MUI yang menyatakan Ahok menghina Alquran dan agama.
Ia tercatat sebagai salah satu penggerak dan juga ketua dewan penasihat koperasi 212. Gerakan 212 adalah gerakan yang saat itu menolak Basuki Tjahaja Purnama menjadi gubenur DKI Jakarta. Meski menjadi penggerak aksi 212, Ma’ruf saat itu tidak setuju dan melarang demo besar-besaran 212. [CHA/TGU]