Tiga Tantangan Pemulihan Ekonomi GLobal

Menkeu RI Sri Mulyani - KTT G20 / istimewa

Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani dalam pernyataannya di Roma mengenai hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan pemulihan ekonomi global;

(1) Kelangkaan Vaksin

Ada negara yang jumlah vaksinasinya di bawah 3% dari penduduk (di Afrika). Sementara di negara-negara miskin rata-rata baru 6%. Sedangkan di negara-negara maju   mencapai 70%, bahkan mendekati 100% (lengkap melakukan boosting).

(2) Inflasi Kenaikan Energi dan Disrupsi Suplai

Ini terjadi di seluruh negara yang pemulihan ekonominya sangat cepat, tetapi mengalami komplikasi dalam bentuk kenaikan harga energi dan disrupsi suplai. Artinya, waktu permintaan pulih dengan cepat dan kuat, ternyata suplai tak mendukung.

Kenaikan energi terjadi sangat cepat, karena investasi di bidang energi (terutama non-renewable) merosot tajam dihadapkan dengan permintaan energi yang melonjak tajam karena pemulihan ekonomi. Terjadilah inflasi tinggi di beberapa negara.

“Indonesia perlu harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya rembesan hal tersebut”, jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangan usai mendampingi Presiden RI Joko Widodo menghadiri KTT G20 di Roma, Sabtu, 30 Oktober 2021.

(3) Pencegahan Pandemi

Pencegahan pandemi atau pandemic preparedness disepakati para menteri keuangan dan menteri kesehatan negara-negara G20 sebagai mekanisme pencegahan. Pandemi menguras biaya USD 12 triliun, 5 juta orang mati dan lebih 250 juta terkena pandemi. “Maka dunia harus menyiapkan lebih baik”, imbuh menkeu RI.

Disepakati pula membentuk satuan kerja (joint finance health) antara menkeu dan menkes negara G20 dengan tujuan prevention, preparedness, dan response. Gugus tugas ini dipimpin menkeu RI dan Italia. Indonesia negara besar dan sudah memiliki komitmen terhadap vaksinasi. “Tentu peran Indonesia menjadi penting”, tandas Menteri Keuangan Sri Mulyani. [Iwan Kamah]