Koran Sulindo – Pemimpin Republik Demokratik Korea Kim Jong-un tiba di Singapura dengan pesawat milik maskapai penerbangan milik Cina untuk pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sebelumnya, DPRK mengirim jet pribadi dan sebuah pesawat kargo dari Pyongyang sebagai pengalihan keamanan.
Jong-un tiba di Bandara Changi Singapura dengan jet Air China Minggu, (10/6) sore waktu setempat.
Pemerintah Singapura menyelenggarakan pengamanan ketat bagi konvoi lebih dari 20 kendaraan, termasuk ambulans, termasuk juru kamera dari televisi Pyongyang.
Sebuah limusin besar dengan bendera DPRK terlihat dikelilingi banyak kendaraan hitam berjendela gelap terlihat melintas melalui jalanan kota menuju Hotel St. Regis, tempat di mana Presiden China Xi Jinping juga pernah menginap.
Hanya beberapa jam setelah kedatangannya, Kim Jong-un dilaporkan menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di istana kepresidenan.
“Seluruh dunia terfokus pada pertemuan bersejarah Korea Utara dan AS, dan terima kasih atas upaya tulus Anda, sehingga kita bisa menyelesaikan persiapan pertemuan ini. Dan saya mengucapkan terima kasih kepada Anda,” kata Kim Jong Un kepada PM Lee.
Sementara itu, Trump meninggalkan KTT G7 di Charlevoix, Kanada, lebih awal, memberi tahu wartawan bahwa dia memulai ‘misi perdamaian’ ke Singapura.
“Saya akan mengerjakan misi perdamaian dan akan membawa hati saya hati jutaan orang, di seluruh dunia,” kata Trump.
“Kami benar-benar berpikir bahwa Korea Utara akan menjadi tempat yang luar biasa dalam waktu yang sangat singkat dan kami menghargai semua yang terjadi.”
Kepada wartawan ia menambahkan, “Ini wilayah yang tak diketahui dalam arti sebenarnya, tapi saya benar-benar merasa percaya diri.”
“Saya merasa bahwa Kim Jong-un ingin melakukan sesuatu yang hebat untuk orang-orangnya dan dia memiliki kesempatan itu.”
Meskipun tersendat-sendat untuk mencapai pemahaman awal, Trump dalam beberapa hari terakhir mengklaim bisa menemukan beberapa titik temu untuk saling memahami.
Trump juga membuka peluang agar KTT bisa menjadi kesepakatan nyata untuk mengakhiri Perang Korea yang selama ini hanya ditandai dengan gencatan senjata saja.
Pengalih
Sebelumnya, Pyongyang mengirim pesawat kepresidenan Ilyushin-62M dan kargo Il-76 sebagai pengalih perhatian dan terlihat mendarat di Singapura dari Pyongyang. Namun Jong-un tak berada di dalamnya.
Sebagai gantinya, ia justru terbang dengan menggunakan pesawat Boeing 747 milik maskapai Air China.
Baca juga: KTT AS-DPRK, Kim Jong-un Bertolak ke Singapura
Menurut situs web pelacakan penerbangan, Flightradar24 pesawat yang menggunakan nomor penerbangan CA122 ini mestinya terbang langsung dari Pyongyang ke Beijing.
Di udara, pesawat itu mengubah panggilannya menjadi CA061 dan menuju selatan, mendarat di Singapura.
Di Singapura, Jong-un disambut oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan.
“Menyambut Ketua Kim Jong Un, yang baru saja tiba di Singapura,” kata Balakrishnan di Twitter, di samping foto dirinya berjabat tangan dengan Kim yang mengenakan kacamata dan baju setelan Mao berwarna gelap.
Ratusan warga Singapura berjajar di jalan-jalan terlihat antusias mengambil gambar sebuah limusin hitam Mercedes Benz berkaca gelap yang secara resmi tak bakalan diizinkan di Singapura.
Sementara itu di Hotel St. Regis, aparat keamanan menambahkan pot-pot berisi tanaman untuk menghalangi pandangan dari lobi.
Selain foto-foto resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Singapura, tak ada satupun foto public yang berhasil menangkap gambar Kim Jong-un bahkan berjam-jam setelah mendarat.
Jong-un diperkirakan menginap di lantai 20, Presidential Suite yang memiliki luas 335 meter persegi kaki persegi yang menampilkan karya seni Marc Chagall dan piano grand baby berwarna putih.
Dalam situs webnya, pengelola hotel menyebut kamar-kamar itu dilapisi emas, dan beraksen logam mulia seperti kuningan, onyx, dan perak, tulis pengelola hotel itu dalam situs webnya.
Meski tak menyebutkan harganya, sebuah hotel dengan fasilitas serupa di New York umumnya mamatok harga US$ 35.000 per malam.
Euforia
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan pada hari Minggu bahwa pemerintahnya menghabiskan sekitar US$ 20 juta agar bisa menjadi tuan rumah KTT tersebut, dengan setengahnya dikeluarkan untuk biaya keamanan.
“Ini adalah biaya yang kami bayarkan. Ini adalah kontribusi kami untuk upaya internasional yang dalam kepentingan kami yang mendalam,” katanya.
Singapura tak pernah terbiasa dengan pers yang gaduh karena sebagian besar media mainstream dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan yang terkait dengan pemerintah.
Sementara itu situs-situs berita independen sangat waspada terhadap undang-undang pencemaran nama baik yang ketat.
Polisi Singapura pada Jumat malam mengumumkan menangkap dua wartawan Korea Selatan dari televise nasional KBS karena masuk tanpa izin ke kediaman duta besar Korea Utara.
Polisi juga menyelidiki seorang jurnalis KBS lain dan seorang penerjemah.
Menanggapi penangkapan tersebut, juru bicara kepresidenan Korea Selatan Kim Eui-kyeom mendesak wartawan dari Korea Selatan untuk berperilaku yang lebih sopan.
KBS meminta maaf atas insiden tersebut dalam sebuah siaran berita pada Jumat malam.
Tak hanya wartawan, polisi juga menangkap para peniru baik Kim Jong-un maupun Donald Trump.
Pada hari Jumat, seorang peniru Kim, Lee Howard Ho Wun ditanyai polisi ketika tiba di Bandara Changi Singapura.
Lee, yang juga menggunakan nama Howard X, mengatakan dia diberitahu untuk menjauh dari Pulau Sentosa, tempat KTT akan diadakan, dan di sekitar Shangri-La Hotel tempat Trump diperkirakan akan tinggal.(TGU)